Ancaman Jenderal Salami Banjiri Iran dengan Darah Tentara Amerika

VIVA Militer: Panglima Garda Revolusi Islam Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami
Sumber :
  • Noticias de Queretaro

VIVA – Usai berakhirnya sanksi embargo yang membelenggu selama lebih dari 40 tahun, Iran semakin meningkatkan kekuatan armada militernya. Ketegangan yang berkepanjangan dengan Amerika Serikat (AS), membuat Negeri Para Mullah terus bersiap menghadapi kemungkinan terburuk.

Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari Mehr News Agency, Panglima Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Mayor Jenderal Hossein Salami, memberikan pernyataan yang sangat menantang. 

Jenderal bintang dua pengganti mendiang Mayor Jenderal Qasem Soleimani, memastikan bahwa saat ini Iran tengah berada dalam kekuatan militer tertinggi. Perwira tinggi berusia 61 tahun itu juga menegaskan bahwa mengalahkan musuh seperti AS bukanlah hal yang sulit.

Tak hanya alat utama sistem persenjataan, Salami meyakini bahwa kekuatan iman Islam rakyat adalah senjata lain yang terkuat dimiliki rakyat Iran.

Photo :
  • Voice of America

"Hari ini, bangsa Iran sangat kuat. Bangsa ini bisa berdiri sendiri saat masih muda. Oleh karena itu, mengalahkan musuh bukanlah pekerjaan yang sulit saat ini," ucap Salami.

"Musuh tidak memikirkan perang dan kami sepenuhnya siap untuk mengalahkan musuh. Kombinasi iman dan persenjataan bangsa ini telah membentuk identitas yang tak terkalahkan," katanya.

Salami mengingat jasa-jasa para prajurit Korps Garda Revolusi Islam Iran yang gugur dalam tugasnya membela negara. Menurutnya, para prajurit yang menjadi martir telah membuktikan bahwa tanah Iran bisa menjadi rumah jagal dan ladang pembantaian bagi para musuh termasuk Amerika.

Jiper, Komandan Armada Perang Amerika Anggap China Lebih Ganas dari Nazi

"Para martir menunjukkan bahwa bagi musuh tanah Iran adalah rumah jagal bagi para agresor. Iran adalah tanah kegagalan dan kekalahan berturut-turut bagi musuh," ujar Salami.

Ilustrasi hacker.

AS Tuntut 7 Warga China atas Peretasan Jahat yang Disponsori Negara

Amerika Serikat pada Senin, 25 Maret 2024 mengumumkan penuntutan terhadap tujuh warga negara China atas tuduhan melakukan kampanye peretasan jahat yang disponsori negara.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024