Amerika Angkat Kaki, Erdogan Siap Kirim Pasukan Jaga Afghanistan

VIVA Militer: Pasukan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat di Afghanistan
Sumber :
  • The Japan Times

VIVA – Setelah 20 tahun lamanya, pendudukan pasukan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Armed Forces) di Afghanistan bakal segera berakhir. Pemerintah Amerika memiliki batas waktu hingga 11 September 2021, untuk memulangkan semua prajuritnya.

Militer Amerika Serikat (AS) menginvasi Afghanistan pasca Serangan 11 September 2001, yang menghancurkan menara kembar World Trade Center (WTC) di Manhattan, New York.

Saat itu, Amerika berdalih ingin memerangi terorisme. Padahal di sisi lain, pemerintah negeri Paman Sam di bawah komando Presiden ke-43, George W. Bush, justru ingin menggulingkan kekuasaan kelompok Taliban.

Taliban yang menguasai pemerintahan Afghanistan, dituduh Amerika melindungi organisasi paramiliter Islam Sunni, al-Qaeda. Amerika meyakini Osama bin Laden yang notabene adalah pemimpin al-Qaeda adalah otak di balik serangan 11 September.

Photo :
  • Business Insider

Dalam kurun waktu tersebut, pendudukan militer di Afghanistan menjadi yang terlama dalam sejarah Amerika. 

Menyusul akan ditariknya seluruh pasukan militer Amerika dari Afghanistan, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, memiliki inisiasi untuk membantu Afghanistan menjaga stabilitas negaranya. Erdogan optimis, hanya Turki satu-satunya negara yang bisa diandalkan untuk melakukan tugas itu.

Hal itu sudah disampaikan Erdogan kepada Presiden AS, Joe Biden, dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), di Brussels, Belgia.

Erdogan: Selama Masih Hidup, Saya Akan Terus Bela Perjuangan Palestina

"Amerika sedang bersiap untuk segera meninggalkan Afghanistan. Setelah mereka pergi, satu-satunya negara yang bisa diandalkan untuk mempertahankan proses di sana sudah jelas adalah Turki," ujar Erdogan dikutip VIVA Militer dari The New Arab.

Photo :
  • NBC News
AS Minta Iran Biarkan Israel Lakukan Serangan Balik, Hanya Sebagai 'Simbolis' Agar Israel Tak Malu

Selain kepada Biden, Erdogan juga telah menyampaikan rencana tersebut kepada para pejabat Turki. Akan tetapi, bagaimana prosedurnya masih belum dijelaskan secara rinci.

Sementara itu, pihak Taliban sudah sejak lama memberikan pernyataan tegas terhadap intervensi militer asing. Hal ini lah yang kemungkinan besar bisa menjadi ganjalan masuknya pasukan Turki ke Afghanistan. Walaupun, Turki dan Afghanistan adalah negara yang sama-sama memiliki mayoritas penduduk beragama Islam.

Akhiri Perang Dingin, Menhan AS dan China Lakukan Video Call Setelah Setahun
Wakil Menteri Luar Negeri, Turki Ahmet Yildiz

Dewan Keamanan PBB Dikritik karena Gagal Tegakkan Resolusi saat Serangan di Gaza Meningkat

Wakil Menteri Luar Negeri, Turki Ahmet Yildiz, mengutuk tindakan Israel di Gaza dan menyerukan tindakan tegas internasional untuk mengatasi krisis yang sedang berlangsung

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024