Ngeri, Video Kedutaan Amerika Jadi Sasaran Serangan Roket

VIVA Militer: Kedutaan Besar AS di Baghdad jadi sasaran serangan roket
Sumber :
  • TRT World

VIVA – Serangan roket kembali menyasar Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Baghdad, Irak, Kamis 13 Januari 2022. Sejumlah video beredar di media sosial, saat roket meluncur tajam ke arah gedung perwakilan Negeri Paman Sam di Irak.

Rusia, China dan Iran Mulai Satukan Kekuatan, AS Sebut Mereka sebagai Sumber Kejahatan

Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Sputnik News, setidaknya ada dua roket yang ditembakkan ke kedutaan Amerika di Baghdad. Kedua roket diduga ditembakkan dari Zona Hijau (Green Zone).

Beruntung, serangan dua roket ini tak menimbulkan korban jiwa, luka-luka, maupun kerusakan fisik gedung. Kedua roket itu berhasil ditembah jatuh oleh Sistem Pertahanan Udara Anti-Roket C-RAM (Kontra-Roket, Artileri dan Mortir).

Kedatangan Danjen USARPAC, Jenderal Maruli Tegaskan Akan Perkuat Kerjasama Dengan Militer AS

Sejumlah video beredar di media sosial, salah satunya dibuat oleh jurnalis kontributor BBC di Irak, Nafiesh Kohnavard.  

Kohnavard menyebut bahwa ia dan rekannya tengah merayakan ulang tahun di Baghdad. Akan tetapi, alangkah terkejutnya mereka saat terlihat dua roket meluncur ke arah Kedutaan Besar AS.

Gagal Cegah Serangan Hamas, Bos Intelijen Israel Mundur

"Saat dua jurnalis memutuskan untuk makan malam dalam perayaan ulang tahun di Baghdad (hari ulang tahun teman saya & ulang tahun saya berikutnya). Kami tak menyangka akan ada beberapa ekstra 'kembang api’,” tulis Kohnavard di Twitter.

"Terlihat beberapa detik lalu, Sistem anti roket C-RAM kedutaan AS di Baghdad. Saya mendengar ledakan," katanya.

Kedutaan Besar Amerika di Baghdad kerap menjadi sasaran serangan roket, pasca invasi AS ke Irak pada 2003 silam. Militer Amerika Serikat bertanggung jawab atas penggulingan pemimpin Irak, Saddam Hussein, dan terus menghadapi pemberontakan domestik tak berujung.

Meskipun sudah menarik rastusan ribu pasukannya dari Irak, AS tetap menempatkan sejumlah personel militernya di Irak. Hal ini ditujukan untuk menjadi pengingat akan pengaruh kuat yang terus diberikan oleh Washington atas konstelasi politik di Irak. Meskipun di sisi lain, banyak kelompok milisi Irak yang tak senang dengan hal itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya