Turki Pasok Puluhan Drone Perang ke Ukraina, Erdogan Angkat Bicara

VIVA Militer: Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan
Sumber :
  • populismstudies.org

VIVA – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, angkat bicara soal meningkatnya tensi konflik Rusia-Ukraina. Pernyataan Erdogan tak lepas dari pengerahan masif pasukan militer Rusia ke sepanjang perbatasan Ukraina.

Horor, Rudal Termonuklir Rusia Hantam Situs Listrik Ukraina

Meski kerap berseteru dengan Amerika Serikat (AS), Turki merupakan salah satu dari 30 negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Oleh sebab itu, Turki juga menjadi negara yang ikut menentang invasi Rusia yang sudah berlangsung sejak 2014 silam.

Dalam beberapa bulan terakhir, Ukraina dan Turki terus meningkatkan kerjasama terutama di sektor militer. Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari Ahval News, Ukraina membeli sejumlah unit pesawat tanpa awak (drone) tempur Bayraktar TB2 dari Turki.

Prabowo-Erdogan Bahas Potensi Kerja Sama Indonesia-Turki dan Penyelesaian Konflik Palestina

Saat ini, Angkatan Bersenjata Ukraina total memiliki 48 unit drone tempur Bayraktar TB2. Kerjasama Turki dan Ukraina membuat Rusia geram. Rusia menuding Turki memicu sentimen militer dalam Perang Rusia-Ukraina.

Di sisi lain, Erdogan menegaskan bahwa konfrontasi bersenjata harus dihapus dalam sejarah politik internasional. Tak segan, orang nomor satu Turki itu menyebut bahwa pencaplokan wilayah Krimea yang dilakukan Rusia adalah pilihan yang tak realistis.

Top Trending: Bobon Santoso Tantang BEM UI hingga Warga Turki Tak Mengenal Nama Waktu Shalat

VIVA Militer: Drone Bayraktar TB2 Angkatan Darat Ukraina

Photo :
  • Daily Sabah

"Kita harus menghapus perang dari sejarah politik. Apa yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina? Itu adalah invasi Krimea," ucap Erdogan.
 
"Saya selalu berbicara kepada Tuan Putin bahwa kami menentang invasi Krimea," katanya.

Erdogan juga mengaku kerap menyatakan penentangannya terhadap tindakan Rusia, langsung kepada Presiden Vladimir Putin. Mantan Walikota Istanbul itu juga yakin bahwa Ukraina bukan lah negara kecil yang mudah ditaklukkan begitu saja.

"Saya tidak melihat invasi Rusia ke Ukraina sebagai opsi realistis. Karena Ukraina bukan lah negara biasa, tetapi salah satu negara kuat," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya