Nyaris Tewas, Eks Tentara Inggris Disiksa Parah Pasukan Ukraina

VIVA Militer: Jason Haigh, eks tentara Inggris ikut perang di Ukraina
Sumber :
  • mirror.co.uk

VIVA – Seorang mantan prajurit Angkatan Bersenjata Inggris Raya (British Armed Forces) disiksa pasukan Ukraina, hingga mengalami gegar otak dan pendarahan hebat. Padahal, sosok ini justru datang ke Kiev untuk mendukung perjuangan militer Ukraina dalam perang melawan pasukan Rusia.

Hizbullah Hujani Israel Puluhan Roket usai 7 Paramedis Lebanon Tewas

Adalah Jason Haigh, pria berusia 34 tahun mantan petugas medis Angkatan Darat Inggris (British Armed Force) yang ikut serta dalam pertempuran di Bandara Internasional Antonov, 24 Februari 2022 lalu.

Dikutip VIVA Militer dari Mirror, Haigh yang pernah bertempur dalam Perang Irak dan Perang Afghanistan berangkat ke Ukraina pada 20 Februari 2022, beberapa hari sebelum Vladimir Putin resmi mengumumkan invasi skala masif.

100 Orang Masih Hilang Dalam Aksi Penembakan di Gedung Konser Moskow

Usai pertempuran dahsyat, Haigh yang ikut dalam kontak tembak dengan pasukan Rusia justru ditangkap oleh tentara Ukraina. Ia bersama rekannya asal Amerika Serikat (AS) diringkus lantaran dicurigai sebagai mata-mata Rusia, yang mencoba melakukan sabotase.

Tudingan militer Ukraina terhadap Haigh dan rekannya cukup beralasan. Sebab saat digeledah, Haigh dan kawannya membawa protofon (walkie talkie).

Rusia Mengirimkan Lebih dari 29 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

VIVA Militer: Jason Haigh, eks tentara Inggris ikut perang di Ukraina

Photo :
  • mirror.co.uk

Haigh diinterogasi di tengah amukan para tentara Ukraina yang terus menanyakan tentang "Rusia", dengan nada tinggi. Haigh mencoba menjelaskan kepada para tentara Ukraina, bahwa ia datang ke Kiev justru untuk membantu perjuangan pasukan tuan rumah.

Sayang, para tentara Ukraina tidak lantas percaya. Haigh dan rekannya mendapat siksaaan hebat. Haigh dibanting hingga kepalanya terbentur keras. Akibatnya, Haigh mengalami geger otak dan pendarahan hebat.

Beruntung, pada akhirnya Haigh dibebaskan. Bersama tentara Ukraina lainnya Haigh kemudian diberangkatkan ke Lviv, sebelum akhirnya melarikan diri ke perbatasan Polandia sebelum pulang ke Worcestershire, Inggris.

Meski mengalami siksasaan, Haigh sama sekali tak menyesal. Ia justru memuji keberanian pasukan Ukraina yang sama sekali tak gentar menghadapi lawan yang notabene memiliki kekuatan jauh di atasanya.

"Orang-orang Ukraina berperang seperti singa dan saya bangga berjuang bersama mereka. Apa yang dilakukan Putin adalah terorisme. Dia membom anak-anak dan keluarga tanpa alasan. Dia adalah penjahat perang," ujar Haigh.

"Saya tidak pergi ke sana untuk mati. Saya jelas memikirkannya, tetapi saya memiliki pekerjaan yang harus saya lakukan," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya