Ratusan Ribu Tentara Korut Siap Dukung Militer Rusia Habisi Ukraina

VIVA Militer: Tentara Rakyat Korea Utara (KPA)
Sumber :
  • newsweek.com

VIVA – Posisi Ukraina bisa dipastikan semakin tersudut, jika Tentara Rakyat Korea Utara (Korut) bakal masuk ke wilayahnya mendukung militer Rusia. Korut kemungkinan besar akan mengirim lebih dari 100.000 tentaranya ke Ukraina.

Top Trending: Hal yang Terjadi Jika Indonesia Tak Dijajah hingga Tawuran Brutal Antar Pelajar

Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Mirror, Korut menjelaskan lewat saluran diplomatik untuk mengirim tenaga kerja dalam proses perbaikan infrastruktur pasca perang

Tak cuma itu, Korut di bawah komando Pemimpin Tertinggi, Kim Jong-un, juga bersedia memasok kekuatan tempur dalam jumlah besar buat mendukung militer Rusia dalam perang di Ukraina.

Sepak Terjang Netzah Yehuda, Batalion Tempur Israel yang 'Digebuk' AS

Lebih dari 100.000 tentara Korut akan dikerahkan ke garis depan bersama milisi pemberontak pro Rusia, Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR). Seperti yang diketahui, Korut jadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan dan kedaulatan kedua DPR dan LPR.

VIVA Militer: Kim Jong-un dan Vladimir Putin

Photo :
  • washingtonpost.com
Samson, Pemberontak OPM yang Serang Markas Koramil di Papua Tobat dan Serahkan Diri ke Prajurit TNI

"Negara ini siap untuk mengirim hingga 100.000 tentaranya ke Donbas. Pyongyang (ibukota Korut) akan bisa mentransfer unit taktisnya ke Donbas," bunyi laporan Kantor Berita Rusia, Regnum.

Seorang mantan perwira Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF), Kolonel Igor Korotchenko, menyatakan jika Kremlin sudah seharusnya menerima bantuan dari Korut. 

Pakar militer yang pernah menjabat sebagai Ketuan Dewan Publik Kementerian Pertahanan Rusia, meyakini jika dukungan militer Korut akan memuluskan langkah armada Beruang Merah mengakhiri perang dengan cepat.

"Kami tidak boleh malu menerima tangan yang diberikan oleh Kim Jong-un kepada kami," ucap Korotchenko.

"Dikatakan di sini bahwa Rusia sedang mencoba menghapus Ukraina dari peta geopolitik dunia. Itu tidak cukup. Kami seharusnya menghapus proyek anti-Rusia dari peta geopolitik dunia," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya