Rusia Cium Gelagat Amerika Tebar Teror Senjata Biologis
- wionews.com
VIVA – Militer Rusia mengungkap rencana Amerika Serikat (AS) menebar ancaman senjata biologis. Kondisi Ukraina yang dianggap sudah tidak aman, jadi alasan utama Pentagon memindahkan laboratorium senjata pemusnah massal ke sejumlah negara Eropa.
Dilansir VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, TASS, kabar ini disampaikan langsung oleh Kepala Pertahanan Radiasi, Kimia dan Biologi Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF), Letnan Jenderal Igor Kirilov, Sabtu 3 September 2022.
Kirilov menyatakan jika Amerika merencanakan pemindahan laboratorium senjata kimia, ke sejumlah negara pecahan Uni Soviet lainnyaa, negara Eropa Timur dan Baltik.
Laboratorium yang didanai Amerika terbaru akan ditempatkan di negara-negara yang berbatasan langsung dengan Rusia, seperti Bulgaria dan Republik Ceko.
"Pentagon siap untuk segera merelokasi program yang belum selesai di Ukraina ke negara-negara pasca-Soviet lainnya. Serta. ke negara-negara Eropa Timur, seperti Bulgaria, Republik Ceko, dan negara-negara Baltik," ujar Kirilov.
Fakta jika Amerika membangun fasilitas senjata kimia diketahui militer Rusia, pasca Operasi Militer Khusus ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022.
Rencana pemindahan dan pembangunan laboratorium senjata kimia ke negara-negara yang berbatasan dengan Rusia, dianggap armasa militer Beruang Merah sebagai ancaman serius.
Kirilov menyebut Rusia tahu persis bahaya yang mengintai kedaulatannya, jika sampai lab-lab senjata kimia berdiri di perbatasan. Rusia bahkan menganggap senjata biologis Amerika lebih bahaya dari senjata nuklir yang di sejumlah negara anggotq Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
"Perluasan jaringan laboratorium biologi yang dapat digunakan untuk mengembangkan dan menyimpan komponen senjata biologis, menimbulkan ancaman bagi keamanan militer Federasi Rusia," kata Kirilov melanjutkan.
"Tidak seperti senjata nuklir yang dikerahkan Amerika Serikat ke wilayah sekutu NATO, kebijakan aliansi di bidang biologi ini membuatnya mungkin untuk menutup perbatasan kita secara tidak terkendali," ucapnya.