Halangi Swedia Gabung NATO, Erdogan Disebut Diktator Islam

VIVA Militer: Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan
Sumber :
  • dailysabah.com

VIVA – Turki di bawah komando Presiden Recep Tayyip Erdogan tetap bersikeras mempertahankan sikap, yang menentang Finlandia dan Swedia bergabung dengan aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Penjahat Perang, Netanyahu Bakal Diringkus Dewan Keamanan Israel

Erdogan punya alasan kuat ogah meratifikasi keanggotaan dua negara Eropa Utara dalam NATO. Kegeraman Turki kepada Finlandia dan Swedia adalah kebijakan yang memberi ruang kepada anggota milisi Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dianggap Erdogan sebagai organisasi teroris.

Dilansir VIVA Militer dari Deutsche Welle, pasukan militer Turki secara konsisten memerangi milisi PKK, yang berafiliasi dengan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG). 

Jenderal Zahedi Tewas Dibunuh Israel, Iran Tarik Pasukan dari Suriah

Pada 20 November 2022 lalu, Angkatan Bersenjata Turki (TSK) membombardir basis milisi PKK di Suriah bagian utara dan menewaskan sejumlah orang. 

VIVA Militer : Milisi YPG/PKK Suriah

Photo :
  • Pinterest.co.kr
Merinding, Isi Pesan Terakhir Raja Aibon ke Pasukan Tengkorak Sebelum Tinggalkan Kostrad TNI

Pasca serangan itu Menteri Luar Negeri Turki, Ibrahim Kalin, memastikan jika itu bukan aksi militer yang terakhir. Berdasarkan perjanjian dengan pemerintah Suriah, militer Turki akan melancarkan serangan lagi jika diperlukan.

Sikap keras Erdogan terhadap dua negara Skandinavia, direspons oleh Ketua Partai Demokrat Swedia (Sverigedemokraterna), Jimmie Akesson. Dengan berani Akesson menyebut Erdogan sebagai diktator Islam.

Akesson yang merupakan pemimpin sayap kanan Swedia, yang ditegaskan anti-Islam. Akesson bahkan menyamakan kediktatoran Erdogan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

"Ada batasan seberapa jauh negara akan menenangkan Turki untuk mengamankan keanggotaan NATO-nya. Karena pada akhirnya, sistem anti-demokrasi dan diktator yang kita hadapi," ujar Akesson, dilansir VIVA Militer dari UK Defence Journal.

VIVA Militer: Ketua Partai Demokrat Swedia, Jimmie Akesson

Photo :
  • nbcnews.com

"Saya adalah pemimpin partai untuk demokrasi Swedia, partai anti-Islam dan saya memiliki pandangan yang kuat tentang seorang diktator Islam seperti Erdogan. Ya, dia dipilih oleh rakyat, dan begitu juga Putin dalam hal itu," kata Akesson.

Komentar Akesson muncul sepeka pasca insiden yang dilakukan aktivis pro-Kurdi, dengan menggantungkan patung Erdogan di kakinya, di depan Gedung Balai Kota Stockholm. 

Aksi aktivis pro-Kurdi itu dimaksudkan untuk mengenang nasib diktator Italia Benito Mussolini, yang tubuhnya digantung setelah ditembak mati pada 1945.

Baik pemerintah Turki maupun Swedia mengutuk tindakan tersebut. Namun demikian, hal itu memicu perdebatan di Swedia tentang kebebasan berpendapat dan berekspresi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya