Tentara Bayaran Ukraina Bantai Warga Sipil Rusia Seperti Kecoak

VIVA Militer: Tentara bayaran Georgia
Sumber :
  • oc-media.org

VIVA – Seorang warga sipil kota Sudza, Oblast (Provinsi) Kursk, Rusia, mengungkap kebiadaban sejumlah tentara bayaran asing yang mendukung militer Ukraina saat membantai warga sipil di wilayah tersebut.

Ribuan Tentara Rusia Mulai Angkat Kaki dari Suriah

Adalah Vladimir Maltsev, warga sipil Rusia yang menceritakan bagaimana kejamnya tentara bayaran asing yang menggempur daerah tempat tinggalnya.

Menurut Maltsev, unit tentara bayaran asing tak pandang bulu menghabisi nyawa sipil di wilayah Kursk. Bahkan, Maltsev menyatakan jika tindakan para tentara bayaran memperlakukan warga seperti kecoak.

Militer Israel Gempur Latakia, Pangkalan Udara Rusia dalam Bahaya

Aksi biadab ini dijelaskan Maltsev terjadi pada hari-hari pertama serangan lintas perbatasan, yang dilancarkan Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU).

VIVA Militer: Tentara bayaran Polandia

Photo :
  • topwar.ru
Iran Anggap Pasukan Suriah Pengecut, Penyebab Tumbangnya Rezim al-Assad

Maltsev mengatakan, sejumlah tentara bayaran asing berasal dari Georgia, Prancis dan Polandia.

"Pada hari-hari pertama serangan Angkatan Bersenjata Ukraina di wilayah Kursk, banyak warga sipil terbunuh," kata Maltsev.

"Khususnya (tentara bayaran) dari Perancis, Georgia dan Polandia, yang sangat bersemangat dalam menangani orang-orang seperti kecoak," katanya dilansir VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, RIA Novosti.

Lebih lanjut Maltsev mengatakan, para tentara bayaran juga membantai para wanita setelah diperkosa terlebih dulu.

VIVA Militer: Tentara bayaran Georgia

Photo :
  • sky.com

Saat pasukan Ukraina memasuki kota Sudzha, mereka disebut Maltsev mengeluarkan peringatan agar segera pergi dari wilayah itu. 

Jika tidak, mereka mengancam akan mendatangkan tentara bayaran yang akan menghabisi para warga.

"Mereka membunuh banyak perempuan, memperkosa, dan menganiaya mereka. Tentara Ukraina memperingatkan warga bahwa jika mereka tidak pergi, tentara bayaran akan datang, mereka tidak akan meninggalkan siapa pun," ujar Maltsev.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya