Anggap Remeh Doktrin Nuklir Rusia, NATO: Enggak Ngaruh!
- youtube.com
VIVA – Mantan Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NAT0), Jens Stoltenberg, merespons perubahan doktrin nuklir Rusia dengan remeh. Politisi Norwegia itu hanya menganggap sikap rezim Vladimir Putin hanya retorika.
Pada awal September 2024 lalu, Rusia menyatakan tengah bersiap untuk melakukan revisi doktrin nuklir. Langkah ini dilakukan sebagai respons aktivitas negara-negara NATO, yang terus menyuplai senjata ke Ukraina.
Tak terkecuali dalam operasi lintas batas yang dilancarkan militer Ukraina sejak 6 Agustus 2024 di Oblast (Provinsi) Kursk. Rusia menemukan sejumlah sisa-sisa senjata kiriman negara NATO yang menjadi bukti keterlibatannya.
Ternyata, NATO tak ciut menghadapi perubahan doktrin nuklir Rusia. Stoltenberg yang baru saja menyelesaikan masa jabatannya sebagai Sekjen NATO, menyatakan tidak khawatir dengan hal tersebut.
Stontenberg mengabaikan ancaman dari Moskow, dan menganggap langkah yang dilakukan oleh Putin hanya sebagai retorika belaka.
"NATO belum mendeteksi adanya perubahan dalam postur nuklir Rusia, yang memerlukan perubahan dari pihak kami," ucap Stoltenberg di Brussels, Belgia, Senin 30 September 2024.
"Apa yang telah kita lihat adalah pola retorika dan pesan nuklir Rusia yang sembrono, dan ini sesuai dengan pola tersebut," katanya dilansir VIVA Militer dari Russia Today.
Lebih lanjut Stoltenberg menegaskan bahwa revisi doktrin nuklir adalah upaya Rusia untuk menghalangi dukungan negara-negara NATO terhadap Ukraina.
Stoltenberg memastikan, sikap Rusia sama sekali tidak akan berpengaruh kepada dukungan NATO terhadap perjuangan eks negara Uni Soviet itu.
"Setiap kali kita meningkatkan dukungan kita dengan jenis senjata baru, tank tempur, senjata jarak jauh atau (jet tempur) F-16, Rusia telah mencoba mencegah kita. (Revisi doktrin nuklir Rusia) tidak boleh menghalangi sekutu NATO untuk mendukung Ukraina," ujar Stoltenberg.
Sebagai informasi, Stoltenberg baru saja menyelasikan masa jabatannya sebagao Sekjen NATO ke-13 yang berlangsung sejak 1 Oktober 2014.
Posisi Stoltenberg selanjutnya dipegang oleh Mark Rutte, yang juga menduduki posisi sebagai Perdana Menteri Belanda.