Amerika Ancam Kirim Pasukan Tempur Jika Rusia Tak Mau Damai

VIVA Militer: Pasukan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF)
Sumber :
  • Agence France-Presse

VIVA – Meskipun bertindak sebagai inisiator perundingan damai antara Rusia dan Ukraina, Amerika Serikat (AS) tetap menunjukkan sikap tegas terhadap rezim Vladimir Putin. 

Jelang Pertemuan dengan Putin, Trump Pede Bisa Akhiri Perang Rusia-Ukraina

VIVA Militer melaporkan dalam berita 13 Februari 2025, Presiden AS, Donald Trump, dikabarkan telah melakukan komunikasi lewat telepon dengan Putin.

Perbincangan kedua pemimpin negara adikuasa itu diklaim pemerintah AS berlangsung hangat.

35 Negara Siap Kirim Pasukan dan Senjata ke Ukraina

Dan, Trump juga diklaim mampu meyakinkan Putin untuk menyepakati perjanjian damai dengan Ukraina.

VIVA Militer: Donald Trump dan Vladimir Putin

Photo :
  • Al Jazeera
Trump Deportasi 200 Warga Venezuela

Akan tetapi, sikap Trump berbeda dengan tandemnya, James David Vence. Wakil Presiden AS itu justru menegaskan sikap negaranya terhadap Rusia. 

Jika Negeri Beruang Merah menolak kesepakatan damai dengan Ukraina, menurut Vence AS bisa menempuh semua langkah. Termasuk sanksi di sektor ekonomi dan militer.

"Semua opsi tersedia jika Rusia menolak perundingan yang dilakukan dengan itikad baik," ucap Vence dilansir VIVA Militer dari bne IntelliNews.

Pernyataan Vence tak lepas dari pengaruh Washington terhadap ekonomi global. Selain itu, militer Amerika Serikat juga adalah yang terkuat di dunia.

VIVA Militer: Wakil Presiden Amerika Serikat, James David Vence

Photo :
  • AP/Jeffrey Dead

Di sisi lain, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, justru menyimpan keraguan kepada AS. Ia menyatakan jika kesepakatan damai terjadi tanpa keterlibatan Ukraina, maka hal itu dianggap tidak sah.

Desakan AS untuk menghentikan perang tak lepas dari besarnya jumlah bantuan keuangan dan persenjataan, senilai US$174 atau setara dengan Rp2.850 triliun.

Trump yang punya latar belakang sebagai pengusaha, menganggal nilai bantuan yang dikeluarkan untuk Ukraina terlalu besar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya