Amerika Ancam Kirim Pasukan Tempur Jika Rusia Tak Mau Damai
- Agence France-Presse
VIVA – Meskipun bertindak sebagai inisiator perundingan damai antara Rusia dan Ukraina, Amerika Serikat (AS) tetap menunjukkan sikap tegas terhadap rezim Vladimir Putin.Â
VIVA Militer melaporkan dalam berita 13 Februari 2025, Presiden AS, Donald Trump, dikabarkan telah melakukan komunikasi lewat telepon dengan Putin.
Perbincangan kedua pemimpin negara adikuasa itu diklaim pemerintah AS berlangsung hangat.
Dan, Trump juga diklaim mampu meyakinkan Putin untuk menyepakati perjanjian damai dengan Ukraina.
VIVA Militer: Donald Trump dan Vladimir Putin
- Al Jazeera
Akan tetapi, sikap Trump berbeda dengan tandemnya, James David Vence. Wakil Presiden AS itu justru menegaskan sikap negaranya terhadap Rusia.Â
Jika Negeri Beruang Merah menolak kesepakatan damai dengan Ukraina, menurut Vence AS bisa menempuh semua langkah. Termasuk sanksi di sektor ekonomi dan militer.
"Semua opsi tersedia jika Rusia menolak perundingan yang dilakukan dengan itikad baik," ucap Vence dilansir VIVA Militer dari bne IntelliNews.
Pernyataan Vence tak lepas dari pengaruh Washington terhadap ekonomi global. Selain itu, militer Amerika Serikat juga adalah yang terkuat di dunia.
VIVA Militer: Wakil Presiden Amerika Serikat, James David Vence
- AP/Jeffrey Dead
Di sisi lain, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, justru menyimpan keraguan kepada AS. Ia menyatakan jika kesepakatan damai terjadi tanpa keterlibatan Ukraina, maka hal itu dianggap tidak sah.
Desakan AS untuk menghentikan perang tak lepas dari besarnya jumlah bantuan keuangan dan persenjataan, senilai US$174 atau setara dengan Rp2.850 triliun.
Trump yang punya latar belakang sebagai pengusaha, menganggal nilai bantuan yang dikeluarkan untuk Ukraina terlalu besar.