Kisah Perjuangan Anak Black Metal Jadi Tentara Wanita Angkatan Darat

VIVA Militer: Serda Nurul Aisawa Jadi Pemain Band Black Metal
Sumber :
  • Youtube TNI AD

VIVA – Menjadi anggota satuan TNI tentu menjadi impian bagi pemuda pemudi Indonesia. Impian yang patut diperjuangkan ini dapat membantu perekonomian keluarga serta menaikan derajat kedua orang tua.

5 Fakta Mengejutkan di Balik Kasus Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat TNI Palsu

Pencapian inilah yang dilakukan Serda Nurul Aisawa, kini ia sudah menyelesaikan masa pendidikannya dan bertugas di Direktorat Ajudan Jenderal Angkatan Darat (Ditajenad). Dikutip akun Youtube TNI AD Rabu 27 Mei 2020, ternyata perjalanan Serda Nurul untuk menjadi Kowad tidak mudah.

Perempuan yang akrab di sapa Nurul ini lulus SMA pada tahun 2014 silam. Pada waktu itu, Nurul sempat mencoba keberuntungannya dengan mendaftar sebagai Polisi Wanita. Namun sayang, mimpinya untuk menjadi abdi negara harus terhenti karena ia gagal lolos seleksi.

Asal-usul Pelat Dinas TNI Palsu Fortuner Pengemudi Arogan yang Ngaku Adik Jenderal

Setelah itu, perempuan tangguh ini tidak berhenti begitu saja. Nurul kembali mencoba mendaftarkan dirinya untuk bisa bergabung dengan Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad). Lagi-lagi Nurul harus menerima kenyataan bahwa ia masih belum ditakdirkan untuk bergabung dengan TNI.

Setelah gagal, Nurul tidak ingin menyusahkan kedua orang tuanya. Terlebih lagi ketika sang ayah yang duduk di kursi roda karena penyakit yang di deritanya. Lantas hal ini membuat Nurul menjadi tulang punggung keluarga dan menjadikannya seorang wanita yang mandiri.

Pengemudi Fortuner Arogan yang Ngaku Adik Jenderal Buang Pelat TNI Palsu di Bandung

Untuk menyambung hidupnya, berbagai pekerjaan pernah dicicipinya. Mulai dari pekerja buruh serabutan, kuli, pedagang cabai, penjaga kedai fotokopi, penjaga warnet, hingga menjadi juru parkir pernah dilalui Nurul.

Tidak hanya itu, ia juga sempat bergabung dengan band aliran black metal. Ternyata saat ia duduk di kelas 3 SMP, Nurul belajar berbagai macam alat musik dan cukup menguasainya. Namun semua itu sempat ditentang oleh ibunya, meski ia bisa membeli sepeda motor dari hasil manggung bersama bandnya.

Setelah menjadi satu tahunnya mencari pekerjaan yang tidak tetap, Nurul mendengar bahwa Kowad kembali membuka pendaftaran. Ia pun kembali mencoba keberuntungannya dengan mendaftarkan dirinya untuk bergabung dengan Kowad, seperti apa yang pernah diimpikannya.

Namun setelah membawa berkas ke Jambi, ternyata pada saat itu Kowad hanya membuka pendaftaran dengan kualifikasi tertentu yaitu melalui talenta. Akan tetapi pendaftaran hanya berada di Palembang. Setibanya Nurul di Palembang, iapun langsung menyambangi kantor TNI AD dan ia hanya memiliki waktu dua hari untuk melengkapi berkas pendaftaran.

Untuk kembali ke Jambi dari Palembang dan begitu sebaliknya, memakan waktu yang cukup lama yaitu sekitar 7 hingga 8 jam perjalanan. Setelah sampai di Jambi, Nurul meminta restu kepada kedua orang tuanya dan menjual motor dari hasil jerih payahnya untuk bisa naik pesawat ke Palembang.

Karena keahliannya di bidang musik, Nurul berhasil lolos seleksi dan bergabung dengan Kowad. Mimpinya pun tercapai dan ia juga bisa meringankan beban orang tuanya, terlebih lagi ia bisa membiayai perawatan sang ayah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya