Kisah Letkol Pemimpin Perang Besar saat TNI Rebut Pulau Ambon

VIVA Militer: Letnan Kolonel Ignatius Slamet Rijadi
Sumber :

VIVA – Pada tanggal 24 April 1950, Belanda kembali dalam episode terakhirnya dalam menjajah Indonesia. Hal ini dilakukan dengan memproklamirkan Republik Maluku Selatan (RMS), lepas dari Indonesia bagian timur.

Israel Gempur RS Al-Shifa Gaza, 200 Warga Palestina Tewas

Berdasarkan catatan sejarah yang dihimpun VIVA Militer dari Museum TNI Senin 14 September 2020, berbagai cara telah dilakukan untuk menumpas kelompok RMS yang sebelumnya telah dilakukan Dr. J. Leimena. Tapi sayang, usahanya gagal.

Karena kegagalan itulah, maka disusunlah operasi militer. Operasi militer itu bernama, Komando Pasukan Maluku Selatan (Korps Masel). Pasukan ini dipimpin Panglima Komando Tentara Territorium Indonesia Timur, Kolonel Alex E. Kawilarang.

29 Pati TNI Naik Pangkat Satu Tingkat Lebih Tinggi, Ini Daftar Namanya

Sementara itu, untuk komandan operasinya dipimpin Letkol Ignatius Slamet Rijadi. Putusan untuk memilih keduanya adalah karena mereka memiliki latar belakang pengalaman yang baik di medan pertempuran.

Pada tanggal 10 Juli 1950, Slamet menaiki kapal Waikelo untuk menuju ke Ambon. Ternyata sebelum berangkat ke Ambon, beliau meresmikan nama baptisnya dengan nama Ignatius. Mengingat, dia adalah seorang umat Katolik. Sejak saat itulah, ia menggunakan nama Ignatius dan dikenal hingga saat ini. 

3 Jenderal Hantu Laut Pamit Tinggalkan Marinir, Salah Satunya Intelijen Kakap TNI

VIVA Militer: Brigadir Jenderal TNI Ignatius Slamet Rijadi

Perjalanan Slamet Rijadi bersama pasukannya, memakan waktu selama dua hari. Pulau Ambon saat itu masih sangat sulit untuk diserang. Sehingga, untuk menaklukkan RMS diperlukan operasi militer dari gabungan tiga matra TNI.

Setelah mempersiapkan kepentingan operasi, akhirnya pada tanggal 28 September 1950, pasukan TNI berhasil mendarat di Ambon. Operasi pendaratan di Pulau Ambon diberi nama dengan serangan umum Senopati.

Tujuannya adalah untuk menghancurkan pusat kelompok pemberontak yang berada di Pulau Ambon. Selain itu, serangan umum Senopati juga bertujuan untuk membebaskan rakyat dari kelaparan dan penindasan yang dilakukan RMS yang ingin menguasai pulau itu.

Operasi Senopati terbagi menjadi dua operasi. Operasi yang pertama dimulai pada tanggal 28 September 1920, kemudian operasi kedua dimulai pada tanggal 3 November 1950. Operasi ini terbagi menjadi tiga grup, grup pertama dipimpin Mayor Achmad Wiranatakusumah.

Kemudian grup kedua dipimpin Letnan Kolonel Slamet Rijadi dan grup ketiga dipimpin Mayor Surjo Subandrio. Pendaratan ketiga grup ini dibantu beberapa kapal perang Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) dan satu pesawat bomber milik Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI).

Hanya dalam waktu beberapa hari saja, TNI berhasil menembus dan menguasai sebagian besar Pulau Ambon. Tapi TNI belum berhasil menguasai bagian selatan, tempat di mana RMS memusatkan kekuatannya.

Setelah selesai tahap pertama penyerangan, TNI meluncurkan tahap kedua penyerangan yang dilakukan pada tanggal 3 November 1950. 

Baca: Kisah Letkol TNI Penumpas Belanda, APRA dan RMS

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya