Kisah KSAD Bertangan Satu Dianggap Penghianat oleh Anak Buah

VIVA Militer : KSAD ke-4, Jenderal Mayor (Purn) TNI Bambang Utoyo
VIVA Militer : KSAD ke-4, Jenderal Mayor (Purn) TNI Bambang Utoyo
Sumber :
  • Disjarah TNI AD

Di satu sisi, dari segi militer, pasukan TRI dan laskar-laskar yang berada di Sumatera Selatan ketika itu tergolong memiliki persenjataan yang lumayan lengkap jika dibandingkan dari wilayah Sumatera lainnya. Sehingga mereka berfikir kalau mereka berhasil menduduki Palembang, umumnya Sumatera Selatan, maka wilayah lain akan mudah dikuasai.

VIVA Militer : Jenderal Mayor (Purn) TNI Bambang Utoyo (tengah)

Bambang Utoyo sebagai pemimpin Komando Divisi Garuda II memiliki tugas besar sejak saat itu. Memimpin pasukan yang terdiri dari berbagai elemen tidak lah mudah. Untuk diketahui, pasukan yang berada di bawah komando Divisi Garuda II terdiri dari Polisi Tentara, Angkatan Laut, Kepolisian, Laskar BPRI, Laskar Hisbullah, Laskar Napindo, Laskar Pesindo, Pasukan Angkatan Muda Sriwijaya, hingga Pasukan Elang Hitam.

Dikutip VIVA Militer dari buku yang berjudul 'Bambang Utoyo Jiwa Ragaku untuk Negeri tercinta', di masa itu terjadi sebuah peristiwa yang sangat bersejarah yang dikenal dengan Perang Lima Hari Lima Malam antara pasukan Bambang Utoyo dengan kolonial Belanda.

Perang bermula karena Belanda telah melanggar garis demarkasi yang telah ditentukan sebelumnya, pada tanggal 28 Desember 1946 seorang laskar dari Napindo yang bernama Duntjik tewas ditembak Belanda ketika melintasi Benteng tentara Belanda. Insiden penembakan Duntjik telah menyulut amarah para pejuang kemerdekaan ketika itu.

Prajurit TRI dan laskar-laskar pun menyerbu benteng Belanda hingga terjadi pertempuran panjang selama 13 jam hingga 29 Desember 1946 tanpa henti. Pertempuran baru berakhir setelah ada perintah penghentian tembak menembak dari Panglima Divisi Garuda II, Kolonel Bambang Utoyo. 

Pertempuran berhenti tidak lama, keesokan harinya Belanda kembali berulah menembaki pasukan pejuang Indonesia. Para laskar pun kembali angkat senjata. Belanda semakin tersudut karena pertempuran terjadi hingga tanggal 4 Januari 1947.

Halaman Selanjutnya
img_title