Reputasi Luar Biasa Jenderal Baret Merah TNI Tangan Kanan Jokowi

VIVA Militer: Komando Pasukan Khusus TNI AD.
Sumber :
  • VIVA Militer

VIVA – Dalam pemerintah Presiden Joko Widodo ada sejumlah nama-nama tokoh-tokoh militer yang turut membantu mengurusi negara Republik Indonesia.

Basis OPM Paro Nduga Lumpuh Digempur TNI, 2 Anak Buah Egianus Kogoya Tertembak

Jumlah cukup banyak, namun kali ini VIVA Militer, Senin 28 September 2020, akan fokus membahas sosok seorang Jenderal Tentara Nasional Indonesia (TNI), yang menjadi andalan Jokowi saat. Siapakah dia?

Beliau adalah Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (Koditlat TNI AD) ke-3, Jenderal TNI (Purnawirawan) Luhut Binsar Pandjaitan.

Sejarah Bakal Pecah, Besok Raja Aibon Kogila Serahkan Tongkat Komandan Pasukan Tengkorak Kostrad TNI

Jenderal Luhut secara resmi ditunjuk menjadi salah satu tokoh penting di Istana, beberapa bulan setelah Presiden Joko Widodo dilantik untuk pertama kalinya sebagai Presiden RI, pada 2014.

Ketika itu, Jenderal Luhut dipercaya untuk menjabat Kepala Staf Kepresidenan ke-1 Jokowi. Dia dilantik pada 31 Desember 2014. Namun, belum setahun menjabat Kepala Staf Kepresidenan, pada 12 Agustus 2015, Jenderal Luhut dipercaya menduduki kursi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Indonesia ke-13.

Asyik Lawan Arah, Bus Pandawa 87 Diadang Kopassus

VIVA Militer: Jenderal (purn) LBP.

Dia menjabat Menkopolhukam menggantikan Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno. Karena mendapat jabatan baru, maka pada 2 September 2015, Jenderal Luhut menyerahkan jabatan Kepala Staf Kepresidenan kepada Teten Masduki.

Hanya saja, Jenderal Luhut juga tak sampai satu tahun menukangi Kementerian Polhukam. Sebab pada 27 Juli 2016, dia digantikan Jenderal TNI Wiranto.

Sebab, Presiden Jokowi kembali mempercayakan posisi menteri baru kepadanya. Dia diangkat menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menggantikan Rizal Ramli.

Meski terlahir sebagai tokoh militer, ternyata kinerja Jenderal Luhut sangat disukai Presiden Jokowi, terbukti ketika Budi Karya Sumadi harus menjalani isolasi karena terserang Virus Corona atau COVID-19, Jenderal Luhut dipercaya untuk menjabat sementara alias ad-interim Menteri Perhubungan.

Jenderal Luhut kembali mendapatkan tugas yang tak kalah berat dari Presiden Jokowi. Dia ditugaskan mendampingi Menteri Koodinator Bidang Perekonomian, Erlangga Hartarto, sebagai Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN).

VIVA Militer: Jenderal (purn) LBP.

Malah yang terbaru, Presiden Jokowi kembali mengemban tugas kepada Jenderal Luhut menekan penyebaran serangan Virus Corona. Bersama Komandan Jenderal Kopassus ke-27, Letnan Jeneral TNI Doni Monardo, Jenderal Luhut mendapatkan tugas menekan serangan COVID-19 di 9 provinsi ditambah Aceh.

Jika dilihat dari karier militernya, memang wajar Jenderal Luhut jadi tangan kanan Presiden Jokowi. Sebab, jenderal yang memulai karier militer dari satuan infanteri baret merah alias Komando Pasukan Khusus (Kopassus) ini, memiliki reputasi luar biasa di TNI.

Jenderal Luhut merupakan lulusan terbaik Akademi Militer 1970. Dan di ke-11 tahun bergabung dengan TNI, tepatnya di tahun 1981, Jenderal Luhut sudah mampu mendirikan sebuah satuan pasukan khusus yang memiliki nama besar di Indonesia. Yaitu Detasemen 81 Anti-teror Kopassus atau Sat-81/Gultor.

Dua tahun berikutnya, yaitu pada 1983, Jenderal Luhut berhasil mendirikan Proyek Rajawali pada Pusat Intelijen Strategis/Pusintelstrat, BAIS TNI. Untuk diketahui, Proyek Rajawali memiliki andil penting dalam operasi penumpasan Gerombolan Pengacau Keamanan (GPK) di Timor Timur.

Kemudian pada 1985, Jenderal Luhut menjadi komandan pertama sekaligus pendiri Proyek Charlie pada Detasemen 81 Anti-teror Kopassus TNI. Setahun kemudian, pada 1986, Jenderal Luhut mendirikan Sekolah Pertempuran Khusus (Sepursus) Detasemen 81 Anti-Terror Kopassus.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya