Nyali Istri Jenderal Besar TNI Hadang Tembakan Pasukan Tjakrabirawa

VIVA Militer: Foto Keluarga Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution
Sumber :
  • Youtube

VIVA – Sejarah kelam Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI), menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga perwira tinggi Tentara Nasional Angkatan Darat (TNI AD) yang menjadi korban penculikan dan pembunuhan. Siapa sangka, ada sosok wanita yang sangat berani menghadang berondongan peluru pasukan Tjakrabirawa saat hendak membunuh Jenderal Abdul Haris Nasution.

Roadmap Repatriasi Hak Militer Sumber Daya Pertahanan Negara

Jenderal Nasution adalah salah satu target penculikan dan pembunuhan yang didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Wajar saja PKI ingin menghabisi nyawanya, sebab pria kelahiran Kotanopan, Mandailing Natal, Sumatera Utara, saat itu menduduki jabatan Menteri Pertahanan dan Keamanan Republik Indonesia.

Nasution yang anti-komunis, sangat vokal menentang pembentukan Angkatan Kelima yang merupakan gagasan PKI untuk mempersenjatai buruh dan petani. 

Komnas HAM Sebut 'Militer' Masih Hambat Pengungkapan Tragedi 1965

Keheningan di rumah Nasution pecah. Sekitar pukul 04.00, pasukan Resimen Tjakrabirawa (saat ini Paspampres) yang dipimpin Lettu Doel Arif tiba di kediaman Nasution, Jalan Teuku Umar No. 40, Jakarta Pusat. Tanpa permisi, pasukan yang telah disusupi PKI itu langsung merangsek masuk ke dalam rumah.

VIVA Militer: Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution

Ketua Komnas HAM 'Geli' akan Komentar Jaksa Agung soal Kasus G30S/PKI

Johanna Suhartini, istri Nasution mendengar suara dan akhirnya terbangun. Johanna yang mencium gelagat tak baik pasukan Tjakrabirawa langsung membangunkan suaminya. Saat itu, Johanna, Nasution, dan putri bungsunya, Ade Irma Suryani, tengah berada di kamar tidurnya.

Situasi menjadi semakin mencekam, saat pasukan Tjakrabirawa menggedor keras pintu kamar Nasution. Tak hanya menghantam pintu dengan popor senapan, pasukan pengawal Bung Karno itu juga memberondong dengan tembakan.

Di sini lah muncul keberanian dari sosok Johanna. Nalurinya sebagai istri seorang prajurit, membuatnya tak bergeming menahan pintu kamar agar pasukan Tjakrabirawa tak masuk. 

"Waktu itu ibu nahan pintu. Saat itu mereka (pasukan Tjakrabirawa) memang menembak terus. Mereka kan mau masuk, jadi mereka terus menembak. Bahwa ibu saya selamat itu Alhamdulillah," ucap Hendrianti Sunarti, putri sulung Nasution dan Johanna, dikutip VIVA Militer dari tvOne.

VIVA Militer: Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution

Sosok Johanna juga yang menyuruh Nasution untuk lari menyelamatkan diri, sejak pasukan Tjakrabirawa melepaskan berondongan tembakan. Hingga pada akhirnya, para pasukan Tjakrabirawa di bawah komando Lettu Doel Arif gagal menangkap Nasution. 

"Ibu sudah melihat dari jauh dan katakan kepada bapak, 'itu yang mau membunuh kamu sudah datang'. Kemudian ibu langsung tutup pintu dan bilang lagi 'kamu yang dicari' dan mereka mulai menembak. Ibu saya bilang (kepada Nasution) 'kamu yang dicari, kami harus menyelamatkan diri'," kata Hendrianti.

Meski sang suami berhasil selamat dari rencana jahat PKI, namun Johanna harus rela kehilangan putri bungsunya. Ade Irma Suryani yang terkena tembakan, akhirnya meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, 6 Oktober 1965.

Baca juga: Kopassus TNI Pinjam Alat Selam Marinir Buat Angkat Jenazah 6 Jenderal

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya