Pangdam Jaya Pimpin Prajurit TNI Pukul Mundur 5.000 Demonstran Perusuh

VIVA Militer: Prajurit TNI pukul mundur demonstran.
Sumber :
  • Kodam Jaya

VIVA – Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil memukul mundur demonstran yang membuat kerusuhan di depan Patung Kuda dan Markas Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Jakarta Pusat.

Panglima TNI Lantik Marsda TNI Khairil Lubis Jadi Pangkogabwilhan II

TNI turun tangan memukul mundur para demonstran karena aksi demo yang mereka gelar telah melanggar hukum. Sebab dengan jelas-jelas massa melakukan perusakan fasilitas umum dan menyerang petugas dengan benda keras.

Dalam siaran resmi yang dihimpun VIVA Militer dari Komando Daerah Militer (Kodam) Jaya, Kamis 8 Oktober 2020, prajurit TNI awalnya bergerak memukul mundur massa di sekitar Patung Kuda. Jumlah massa diperkirakan mencapai 3000 orang.

Raih Suara Terbanyak dalam Sejarah Pilpres, Menlu Tiongkok Ucapkan Selamat ke Prabowo

Bahkan, Panglima Kodam Jaya, Mayor Jenderal TNI Dudung Abdruchman turun langsung bersama petinggi TNI lainnya, seperti Asisten Operasi Kepala Staf Kodam Jaya, Kolonel Infanteri Yudhi Prasetyo; Asisten Intelijen Kepala Staf Kodam Jaya, Kolonel Putra Widyawinaya; Kabintal Kodam Jaya, Kolonel Refki Afriandan Edwar; serta Komandan Kodim 0501/Jakarta Pusat, Kolonel Lukman Arief.

VIVA Militer: Panglima Komando Daerah Jayakarta, Mayjen Dudung Abdurachman

Menegangkan! Tentara Korea Selatan Gelar Latihan Senjata Besar di Dekat Perbatasan Korut

Dengan upaya yang gigih, akhirnya prajurit TNI berhasil memukul mundur massa  di Patung Kuda. Usai di tempat itu, dengan berbekal tameng dan tongkat, prajurit TNI bergerak memukul mundur 2000 massa demonstran yang berbuat anarkis di depan Makostrad Jakarta Pusat.

Tak membutuhkan waktu lama, ribuan massa demonstran perusuh itu berhasil dipukul mundur jauh dari kedua lokasi. Mereka kocar-kacir berlarian ke pemukiman warga.

Perlu diketahui, hari ini ribuan massa dari berbagai elemen masyarakat turun ke jalan untuk menolak Undang-undang Cipta Kerja dan Omnibus Law. Hanya saja sangat disayangkan aksi mereka berujung anarkis. Mereka membakar pos-pos polisi, seperti di Tugu Tani dan simpang Harmoni. Tak cuma itu saja, massa juga merusak  halte Bus TransJakarta Tosari.

Baca: Sejarah 20 Tahun Runtuh, Kamis Wage Jenderal TNI Prabowo Masuk Amerika

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya