Kisah Haru Jenderal Berdarah Kopassus Dikarantina Sepulang dari China

VIVA Militer: Jenderal (purn) LBP.
Sumber :
  • LBP

VIVA Jenderal (purnawirawan) Luhut Binsar Pandjaitan ternyata sedang dikarantina di sebuah tempat khusus. Dia dikarantina untuk mengantisipasi penularan Virus Corona atau COVID-19, Sebab, jenderal berdarah baret merah ini baru saja pulang dari China.

Samson, Pemberontak OPM yang Serang Markas Koramil di Papua Tobat dan Serahkan Diri ke Prajurit TNI

Selama proses karantina, sebuah kisah haru tercipta. Ternyata, istri Jenderal Luhut, yaitu Devi Pandjaitan Br Simatupang berulang tahun yang ke-71, hari ini Jumat 16 Oktober 2020.

Apa daya, Jenderal Luhut tak bisa berada di sisi Bu Devi untuk memberikan ucapan selamat ulang tahun. Yang tak kalah mengharukan, melalui Instagramnya, Jenderal Luhut menulis pesan untuk Bu Devi.

Uji Kesiapan Operasi, Prajurit Puspenerbal TNI AL Gelar Latihan Terbang Malam

Dalam tulisannya, dikutip VIVA Militer, Jenderal Luhut menuliskan kerinduannya yang mendalam, dan kesedihannya atas kondisi yang dialaminya. Berikut isi pesan Jenderal Luhut di hari spesial Obu Devi.

'Hari ini, 71 tahun yang lalu wanita yang saya cintai dilahirkan ke dunia. Namun di tahun ini saya harus menahan sebentar rasa rindu saya karena masih berada di karantina setelah perjalanan tugas dari Tiongkok dan belum bisa menemui nya untuk sekedar memberikan pelukan hangat.

Prabowo Subianto Minta Maaf Karena Nakal: Saya Minta Maaf ke Senior Karena Bikin Repot

Saya hanya bisa menuliskan pesan ini sembari menatap ke jendela tempat karantina dan membayangkan wajah yang tetap cantik meskipun semburat rambut putih nya semakin banyak.

Satu hal yang selalu saya ingat adalah bagaimana saya jatuh cinta sejak pertama kali saya bertemu dengannya di Bandung tahun 1965. Dan betapa beruntungnya saya karena mendapatkan istri yang tidak hanya cerdas dan cantik, tetapi juga punya hati yang begitu ikhlas. Sejak menikah di tanggal 27 November 1971, dan akhirnya dikaruniai 4 orang anak.

Saya paham bahwa tidak pernah mudah menjadi istri seorang prajurit TNI yang sering bertugas ke luar daerah. Karena itu melihat anak cucu saya tumbuh dengan baik, membuat saya merasa berhutang pada istri saya . Seseorang yang rela mengorbankan cita-cita pribadinya demi mendidik anak-anak dan menjaga keluarga. Sebagai anak seorang Menteri di zaman Presiden Soekarno, meninggalkan segala kenyamanan hidupnya tentu bukanlah hal yang mudah, tapi semua itu ia lakukan dengan ikhlas.

Bagi saya, Devi Pandjaitan Br Simatupang, adalah Devi yang sama saya kenal 55 tahun yang lalu, Dia tetap teman bicara saya yang terbaik, perempuan yang selalu percaya kepada saya, selalu mendukung dan memahami apapun pekerjaan saya.

Saya pernah berjanji padanya bahwa selesai masa jabatan saya di 2024 nanti, saya tidak akan menjabat lagi karena saya berpikir sudah waktunya untuk istirahat dan fokus mengurus @yayasandel , cita-cita hidup kami.

 Sekaligus saya ingin memberikan contoh bahwa sebagai pejabat negara, jika sudah purna tugas alangkah baiknya menikmati hidup dan tidak mengurusi apapun yang bukan lagi tanggung jawab kita. Karena saya percaya bahwa semua yang di bawah langit ada waktunya. Harapan saya semoga istri saya selalu sehat, tetap bahagia bersama saya sehingga kami bisa merayakan ulang tahun pernikahan kami ke-50, tahun depan.'

Jenderal Luhut bertolak ke China untuk melakukan pengecekan terhadap vaksin COVID-19. Namun, sesuai protokol kesehatan, Jenderal Luhut harus menjalani proses karantina sepulang dari negeri tirai bambu itu. Perlu diketahui, Jenderal Luhut merupakan salah satu orang yang percaya Presiden Joko Widodo untuk menangani wabah COVID-19 di Indonesia.

Karier militer

Jenderal Luhut merupakan lulusan terbaik Akademi Militer 1970. Dia memulai karier militer di satuan Infanteri Komando Pasukan Khusus. Dan di ke-11 tahun bergabung dengan TNI, tepatnya di tahun 1981, Jenderal Luhut sudah mampu mendirikan sebuah satuan pasukan khusus yang memiliki nama besar di Indonesia. Yaitu Detasemen 81 Anti-teror Kopassus atau Sat-81/Gultor.

Dua tahun berikutnya, yaitu pada 1983, Jenderal Luhut berhasil mendirikan Proyek Rajawali pada Pusat Intelijen Strategis/Pusintelstrat, BAIS TNI. Untuk diketahui, Proyek Rajawali memiliki andil penting dalam operasi penumpasan Gerombolan Pengacau Keamanan (GPK) di Timor Timur.

Kemudian pada 1985, Jenderal Luhut menjadi komandan pertama sekaligus pendiri Proyek Charlie pada Detasemen 81 Anti-teror Kopassus TNI. Setahun kemudian, pada 1986, Jenderal Luhut mendirikan Sekolah Pertempuran Khusus (Sepursus) Detasemen 81 Anti-Terror Kopassus.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya