Kepala Suku Papua Ungkap Bukti Penting Perang Gerilya ke Prajurit TNI

VIVA Militer: Satgas Yonif Para Raider 432/WSJ bersama Kepala Suku Yiwika.
Sumber :
  • Yonif Para Raider 432/WSJ

VIVA Prajurit Batalyon Infanteri Para Raider 432/Waspada Setia Jaya dari Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) yang sedang melaksanakan operasi dalam Satuan Tugas Pengamanan Daerah Rawan, baru-baru ini mendadak diundang seorang kepala suku di Kabupaten Wamena, Papua.

Kemungkinan yang Bakal Terjadi Kalau Indonesia tak Dijajah

Jadi prajurit Yonif Para Raider 432/WSJ itu, diundang untuk silaturahmi ke rumah Yali Mabel, kepala suku Kampung Yiwika di Distrik Kurulu.

Dalam siaran tertulis yang dilansir VIVA Militer, Sabtu 17 Oktober 2020, dari Penerangan Kostrad, atas undangan itu, delapan prajurit Satgas Yonif Para Raider 432/WSJ dengan dipimpin Letnan Dua Permadi Permana akhirnya diutus menemui sang kepala suku.

Prada Ardiansyah, Prajurit TNI yang Tersambar Petir Meninggal Dunia

Di rumah sederhana berdinding papan, para prajurit Satgas Yonif Para Raider 432/WSJ disambut dengan baik oleh Yali Mabel.

Ternyata Yali Mabel tak cuma ingin bercengkrama dengan prajurit TNI, dalam jamuan itu, Yali mengungkap kisah tentang bagaimana dia dan leluhur di Papua, yang rela bertaruh nyawa demi mempertahankan Wamena tetap menjadi bagian Indonesia, dari penjajahan kolonial Belanda.

Amnesty International Sebut Pelanggaran HAM di RI Semakin Buruk, Aparat Paling Banyak Terlibat

Tak hanya itu saja, kepala suku berusia 70 tahun itu juga mengungkapkan sebuah bukti penting perjuangan leluhur Papua mengusir Belanda. Bukti itu berupa foto kuno yang bergambarkan tentara Belanda saat berhadapan dengan pejuang-pejuang tanah Papua.

Dalam ceritanya, menurut Yali Mabel, ketika Belanda masuk ke Papua. Rakyat sangat sengsara dan menderita. Bahkan, untuk bisa tidur nyaman saja sangat susah.

"Dulu saat saya masih kecil, kami seperti tikus tidur di tanah dalam gua, karena pada saat itu kami bergerilya dengan menggunakan panah maupun tombak untuk mengusir Belanda dari kampung kami," kata Yali dalam keterangan tertulis Kostrad.

Karena itulah, Yali menitipkan amanat kepada para prajurit Satgas Yonif Para Raider 432/WSJ agar mau menjaga tanah Papua, khususnya Wamena agar tetap aman tanpa gangguan keamanan.

"Tolong jaga keamanan di Papua khususnya di wilayah Wamena agar tatap aman, sampai kapanpun kami warga Distrik Kurulu tetap mendukung merah putih Indonesia NKRI harga mati," kata Yali seperti diutarakan Letda Permadi.

Setelah bercerita panjang lebar, sebelum prajurit Satgas Yonif Para Raider 432/WSJ pulang, Yali mengajak prajurit TNI untuk bersamanya memasang bendera merah putih di halaman rumah. Dan Yali dengan semangat tinggi melakukan hormat bendera.

Memang selama ini sang kepala suku dan prajurit TNI telah menjalin hubungan sangat baik. Bahkan, Yali sering berkunjung ke pos-pos TNI.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya