Dua Strategi Jitu Mayjen TNI Dudung Hadapi FPI

VIVA Militer: Mayjen TNI DA.
Sumber :
  • Kodam Jaya

VIVA – Nama Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) Jaya/Jayakarta, Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman masih hangat jadi sorotan masyarakat setelah melakukan tindakan tegas melucuti semua baliho liar bergambar wajah pimpinan FPI, Rizieq Shihab di seluruh wilayah Ibukota Jakarta.

Tinggalkan Kodam Jaya, Mayjen TNI Putranto Gatot Terima Tongkat Komandan Dewa Perang TNI

Banyak dukungan mengalir deras atas tindakan tegas pria kelahiran Bandung, Jawa Barat itu, ada juga yang tidak terima dan balik mencela-cela tindakan perwira tinggi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) itu.

Berdasarkan catatan VIVA Militer, Selasa 23 November 2020, selama menjabat Panglima Kodam Jaya, menggantikan Letnan Jenderal TNI Eko Margiyono yang naik jabatan menjadi Panglima Komando Cadangan Strategi Angkatan Darat (Kostrad) pada 27 Juli 2020, bukan kali ini saja Mayjen TNI Dudung berhadapan dengan FPI.

Warga Diminta Lapor jika Temukan Amunisi dari Gudmurah Kodam Jaya, Kadispenad: Jangan Diotak-atik

Sebelum Rizieq Shihab pulang ke Indonesia, setelah terancam dideportasi Pemerintah Arab Saudi, Mayjen TNI Dudung pernah berhadapan dengan ribuan massa dari ormas FPI.

Tepatnya pada 13 Oktober 2002, saat itu FPI turun ke jalan bersama kelompok massa mengatasnamakan diri mereka 212. Mereka ikut berunjukrasa bersama buruh dan elemen masyarakat lainnya untuk menolak UU Omnibus Law.

Panglima TNI Pastikan Tak Akan Relokasi Gudmurah Kodam Jaya yang Meledak

Nah yang menarik, ketika itu Mayjen TNI Dudung dan mengatur strategi pengamanan rapat terbuka. Jadi massa tetap dibiarkan melakukan aktivitas penyampaian pendapat. Namun, pergerakan dibatasi dalam batasan area tertentu saja.

Dan agar tak terjadi hal yang tak diinginkan, hingga memicu gangguan keamanan. Pasukan disiagakan di beberapa titik strategis seputaran Istana Negara dan objek vital.

Photo :
  • Kodam Jaya

Beliau juga memutuskan turun langsung berhadapan dengan ribuan massa FPI dan 212, untuk memantau perkembangan situasi.  Terbukti strategi Mayjen TNI Dudung itu mujarab, aksi unjukrasa ormas FPI berjalan lancar dan damai.

Strategi pengamanan ini dipakai setelah sehari sebelumnya juga ampuh dalam pengamanan unjukrasa masa buruh di sekitar Jakarta Pusat.

Memang dalam pengamanan unjukrasa itu, TNI dan Polri harus berpikir matang untuk menerapkan strategi pengamanan, sebab di awal-awal kemunculan demo Omnibus Law, sempat pecah kerusuhan.

Meski bisa diredam oleh prajurit TNI, tapi sejumlah fasilitas umum seperti halte bus hingga pos polisi, sudah ludes dibakar.

Mayjen TNI Dudung berhadapan dengan FPI lagi pekan lalu, Jumat 20 November 2020, setelah beliau mengerahkan pasukan untuk melucuti baliho bergambar pimpinan FPI di seluruh wilayah Jakarta, karena melanggar aturan.

Dalam pemberantasan baliho liar itu, Mayjen TNI Dudung menggunakan strategi berbeda, beliau mengerahkan langsung seribuan prajurit TNI yang baru mengikuti Apel  Gelar Pasukan Dalam Rangka Kesiapan Pemilukada serentak Tahun 2020 dan penanggulangan bencana banjir.

Jadi pasukan yang terlibat dalam apel itu bergerak dari Monas melakukan patroli keliling Jakarta, melucuti baliho liar lalu kembali ke satuan masing-masing. Dengan begitu, pergerakan prajurit TNI terdukung oleh kendaraan tempur yang dibawa dalam apel pasukan.

Dan terbukti, kegiatan itu berjalan lancar dan aman, semua baliho liar dilucuti tanpa ada gangguan dari simpatisan FPI. Pada kegiatan penertiban sebelumnya yang dilakukan Satpol PP dan Kepolisian, kerap terjadi gangguan dari massa FPI, sehingga baliho liar sulit ditertibkan.

Baca: Lucuti Baliho Rizieq, Mayjen TNI Dudung Alami Peristiwa Tak Terduga

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya