-
VIVA – Kemampuan tempur yang dimiliki oleh anggota satuan elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), memang kerap membuat mata terbelalak. Tak hanya diakui oleh masyarakat Indonesia, kehebatan Kopassus juga membuat gentar sejumlah militer asing.
Tak terkecuali Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Armed Forces), yang sangat menghormati kehebatan Korps Baret Merah itu. Dalam laporan VIVA Militer, Selasa 12 Januari 2021, mantan Komandan Operasi Badai Gurun (Desert Storm) Angkatan Bersenjata AS, Jenderal (Purn.) Tommy Franks, memberikan pandangannya terhadap aksi Kopassus.
Franks mengaku bahwa ia menerima laporan dari satuan elite Angkatan Darat AS (US Army), Delta Force, yang memantau secara detail operasi pembebasan sandera pesawat Garuda Indonesia DC-9 Woyla di Bandara Don Mueang, Thailand, 28 Maret 1981.
"Saat operasi pembebasan sandera di pesawat yang dibajak di Bangkok Thailand, Delta Force memantau operasi tersebut. Operasi berjalan sukses dan sangat efektif," ucap Franks.
Photo :- Youtube
Tak hanya Franks, eks Panglima Angkatan Bersenjata AS, Jenderal (Purn.) Peter Pace, juga mengakui kehebatan Kopassus. Pace melihat, anggota Kopassus memiliki kemampuan bertempur hanya dengan menggunakan tangan kosong.