Fakta Misi Bunuh Diri Pasukan Tengkorak TNI di Papua

VIVA Militer: Prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut
Sumber :
  • Youtube

VIVA – Bagi seluruh prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI), menjalankan tugas adalah sebuah kehormatan yang tak ada tandingannya. Walaupun, harus mengorbankan nyawa demi keberhasilan. Tak terkecuali bagi pasukan elite Komando Pasukan Katak (Kopaska) yang pernah mendapat misi bunuh diri.

Dirangkum VIVA Militer dari berbagai sumber, Kopaska didirikan oleh Presiden pertama Republik Indonesia (RI), Ir. Soekarno, untuk menghadapi Belanda dalam Operasi Trikora pada 1962. Operasi Trikora sendiri adalah operasi militer untuk menggabungkan Irian Barat (Papua) ke wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam catatan yang dikutip VIVA Militer dari Bung Tardjo Pejuang Tanpa Pamrih, Kapten (P) Robertus Iskak yang dikenal sebagai Bapak Pasukan Katak Indonesia, membenarkan bahwa Soekarno (Bung Karno) sendiri yang memerintahkan pembentukan Komando Pasukan Katak.

Dibentuknya Kopaska tak lain adalah untuk mendobrak armada Angkatan Laut Kerajaan Belanda (Koninklijk Marine), yang memblokade sejumlah wilayah perairan Indonesia. 

Photo :

Tak tanggung, pasukan elite milik TNI Angkatan Laut ini mendapatkan tugas untuk menghancurkan kapal induk Angkatan Kerajaan Laut Belanda, HNLMS Karel Doorman (R81).

Lantas, bagaimana bisa sebuah unit pasukan yang baru saja dibentuk langsung mendapat misi menghancurkan kapal induk?

Perlu diketahui, kapal induk HNLMS Karel Doorman adalah kapal buatan Inggris yang dibeli Belanda dari Angkatan Laut Kerajaan Inggris (Royal Navy) pada 1 April 1948. 

Kapal ini memiliki bobot mencapai 19.900 ton, dengan panjang 192 meter. Saat itu, kapal induk HNLMS Karel Doorman terbilang salah satu kapal raksasa yang ada di dunia. 

Photo :
  • VIVA Militer/Radhitya Andriansyah

Mengapa kapal induk HNLMS Karel Doorman yang jadi sasaran? Karena, kapal induk ini adalah lambang supremasi kekuatan Angkatan Laut Kerajaan Belanda. Menurut perhitungan Bung Karno, jika kapal itu bisa dihancurkan maka mental pasukan Angkatan Laut Kerajaan Belanda akan runtuh.

Iskak yang merupakan instruktur di Akademi Militer Yogyakarta, mendapat tugas untuk melatih para calon anggota Kopaska saat itu. Iskak melatih para prajurit untuk mampu berenang dan menyelam sambil memasang ranjau laut.

Tak cuma itu, para calon anggota Kopaska saat itu juga diperkenalkan dengan rudal torpedo. Rudal torpedo sendiri masih asing di kalangan pasukan TNI Angkatan Laut saat itu. Namun demikian, untuk menghancurkan kapal induk Belanda diperlukan sedikit modifikasi.

Ya, rudal torpedo itu nantinya akan ditumpangi oleh prajurit Kopaska. Dengan modifikasi, rudal itu nantinya bisa dikendalikan dan diarahkan langsung ke kapal induk HNLMS Karel Doorman. Tentunya, hulu ledak torpedo itu juga ditambah agar daya hancurnya lebih besar. Kelak, misi ini dikenal dengan istilah "rudal bernyawa".

Beruntung, misi ini akhirnya urung dilakukan. Sebab pada akhirnya, Belanda menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia pada 1 Mei 1963. Kemudian pada Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada 2 Agustus 1969, ribuan masyarakat Papua sepakat untuk bergabung dengan Indonesia.

Danlantamal III Lantik Kolonel Widyo Jadi Komandan Lanal Palembang
Ilustrasi TNI

Roadmap Repatriasi Hak Militer Sumber Daya Pertahanan Negara

Roadmap repatriasi hak militer Sumber daya pertahanan negara.

img_title
VIVA.co.id
16 Februari 2024