-
VIVA – Bagi masyarakat sipil, sudah seharusnya kita membanggakan keberadaan satuan elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus), yang menjadi garda terdepan penjaga kedaulatan negara. Namun, jangan asal-asalan menggunakan sapaan "Komando" atau seenaknya memakai baret merah kebanggannya.
Baret merah memang sudah jadi ciri kahas dan kebanggan bagi para prajurit Kopassus TNI Angkatan Darat. Meski hanya sebuah baret, para anggota Kopassus sangat menghargainya, karena tidak mudah untuk mendapatkannya. Perlu perjuangan keras agar bisa mendapat baret merah Kopassus.
Tapi siapa sangka, ternyata ada seorang Perwira Tinggi (Pati) TNI Angkatan Darat dari satuan Kopassus yang justru tak mau lagi memakai baret merah. Ya, sosok itu adalah Jenderal TNI (Purn.) Leonardus Benyamin Moerdani, atau yang lebih dikenal dengan sapaan Benny Moerdani.
Mengapa Benny tak mau memakai baret merah kebanggaannya? Padahal, Benny merupakan perwira awal Kopassus yang dahulu masih bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Ini kisahnya, yang dikutip VIVA Militer dari buku Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando.
Photo :- sejarah-tni.mil.id
Tepatnya pada 1985, Benny yang saat itu menjabat sebagai Panglima ABRI, memberikan penghargaan kepada Yang di-Pertuan Agong Malaysia, Sultan Iskandar. Penghargaan itu berupa pengangkatan Sultan Iskandar sebagai Warga Kehormatan Kopassus.