Pemain Bola AC Milan Camp Junior Kini Jadi Prajurit TNI

VIVA Militer: Falen Mariar prajurit TNI mantan pemain AC Milan Camp Junior
Sumber :
  • Youtube TNI AD

VIVA – Falen Mariar, seorang atlet muda berbakat dia rela meninggalkan karirnya di dunia sepak bola dan lebih memilih untuk menjadi Tentara.

Jenderal Maruli Ungkap Isi Pertemuan dengan AHY

Pilihan Falen untuk menjadi seorang prajurit tentara patut diacungi jempol. Karena karir olahraga di bidang sepak bola pemuda kelahiran Manokwari tahun 1997 itu bukanlah kaleng-kaleng. Dia adalah atlet sepak bola yang pernah membawa nama negara Indonesia dan bermain di AC Milan Camp Junior pada tahun 2011 silam.

Dilansir VIVA Militer dari akun youtube TNI Angkatan Darat, Rabu, 3 Maret 2021, Falen mengisahkan, ketika di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), Falen berhasil membawa sekolahnya, SMP PG 2 Manokwari sebagai juara I di kejuaraan sepak bola Liga Pendidikan Indonesia (LPI) pada tahun 2005.

Tinggalkan Kostrad, Brigjen Spesialis Operasi TNI Ditarik Jadi Waasop Jenderal Maruli

Setelah berhasil membawa sekolahnya sebagai juara I tingkat Provinsi Papua. Falen ditawari oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Papua untuk mengikuti seleksi Danone Cup di Makassar.

"Ketika saya ikut seleksi Danone Cup saya tidak lolos," kata Falen.

Dimutasi Panglima, Mayjen Naudi Pecah Rekor Komandan Dewa Perang TNI Melesat Jadi Pangdam Sriwijaya

Meski tidak lolos pada seleksi Danone Cup, Falen tidak putus asa. Dia terus berlatih dan mengasah kemampuannya di rumput hijau. Setelah itu dia kembali dibawa oleh KONI Papua untuk mengikuti seleksi AC Milan Camp Junior di Bali.

Photo :
  • Youtube TNI AD

Sesampainya di Bali, lanjut Falen, dia harus bersaing dengan 1500 orang yang ikut seleksi. Sementara, AC Milan Camp Junior hanya mengambil 18 orang terbaik untuk mewakili Indonesia untuk bermain di Italia.

Karena kegigihannya, Falen berhasil lolos seleksi sehingga dia terpilih sebagai salah satu dari 18 pemain yang lolos seleksi untuk bermain di AC Milan Junior Camp di Bali.

"Saya sama sekali tidak menyangka kalau saya bisa sampai ke AC Milan ni. Saya ikut AC Milan ni banyak orang bilang ni saya mungkin paling pendek," ujarnya.

Tahapan seleksi tidak selesai di situ. Falen mengatakan, setelah 18 nama yang lolos seleksi tahap awal di Bali, mereka di bawa ke Jakarta untuk melanjutkan proses seleksi tahap berikutnya.

"Sampai di Jakarta kita di seleksi lagi. Semua digabung di Jakarta itu ada 500 pemain yang diseleksi lagi, sampai pengumuman 18 orang yang akan dibawa ke AC Milan," katanya.

Ketika di tahap itu, dia mengaku sempat ragu dapat lolos seleksi bermain sepak bola bersama club-club ternama di Eropa.

Pas pengumuman terakhir, lanjut Falen, satu malam sebelum pembagian tiket untuk berangkat ke Milan, Falen mendapatkan kabar duka, yaitu ayahnya meninggal dunia di Manokwari, Papua.

Mendapatkan kabar itu Falen sempat terpukul. Di satu sisi dia menginginkan menoreh prestasi di dunia sepak bola, di sisi lain dia telah ditinggal pergi untuk selamanya oleh Sang Ayah tercinta.

"Malam itu saya telpon Mama di rumah. Mama bilang Papa menginginkan saya untuk tetap melanjutkan sepak bola. Saya sangat sedih. Malam itu pas pengumuman seleksi terakhir dan pembagian tiket. Akhirnya saya lolos seleksi dan setelah pembagian tiket, besok paginya saya berangkat hanya dengan mengiringi doa dan air mata saya berangkat ke negara luar," ungkapnya.

Selama berada di Milan, Italy Falen berusaha mewujudkan pesan terakhir Sang Ayah yang telah meminta dirinya dapat membahagiakan keluarga melalui sepak bola. Dia berlatih keras dan penuh disiplin. Sampai pada akhirnya dia kembali berhasil menaklukkan lawan-lawannya di Italia dalam kompetisi AC Milan Camp Junior.

Photo :
  • Youtube TNI AD

Falen bersama Tim Junior All Star Indonesia berhasil mengalahkan Swedia dengan skor 1-0 pada pertandingan awal. Kemudian, pada pertandingan kedua, dia berhasil mencukur habis Tim Amerika Serikat Junior dengan skor 9-1, dan dengan Brazil, Falen bersama kawan-kawan kembali menang dengan skor 3-0. "Terakhir final dengan tuan rumah Tim AC Milan Junior usia 18," ujarnya.

Setelah berhasil mengharumkan nama Indonesia, khususnya Papua hingga ke Milan, Italy. Falen kembali ke kampung halamannya.

Tak lama berada di Manokwari, Papua dia kembali mendapatkan tawaran beasiswa dari Pertamina Soccer School untuk mengambil pendidikan sepak bola di Jakarta selama tiga tahun. Namun, di tahun kedua Falen memutuskan untuk berhenti melanjutkan beasiswanya dan lebih memilih untuk kembali ke Papua untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sepeninggal Sang Ayah tercinta.

"Karena adik saya masih sangat kecil-kecil, saya sangat sayang dengan Mama. Dua tahun di sana (Pertamina Soccer School) saya berhenti, saya pulang untuk membantu Mama di rumah," ungkapnya.

Setelah berada di Papua, Falen menjadi tulang punggung untuk mama dan adik-adiknya. Dia bekerja dengan menjaga toko sambil tetap bermain sepak bola dengan teman-temannya. Sampai pada akhirnya tiba, Falen mendapatkan informasi bahwa ada pendaftaran untuk menjadi tentara melalui jalur Otonomi Khusus (Otsus).

Dia pun langsung bergegas untuk mendaftarkan diri untuk jadi seorang prajurit TNI. Falen mengaku, dirinya sangat terdorong untuk masuk tentara karena teman-teman bermain sepak bolanya sudah lebih dulu lulus seleksi Bintara TNI angkatan sebelumnya.

"Pas main bola, teman-teman saya yang main bola sekarang sudah jadi Anggota TNI PK-27 (Bintara TNI angkatan 27), PK-26 (Bintara TNI Angkatan 26). Jadi saya bertekad di PK-28 ini nama saya harus keluar dari PS TNI. Nah, pas Otsus kemarin buka, saya langsung daftar. Dan dengan daftar saya masukan raport bola saya. Dan syukurnya saya saat ini lulus dan bisa berada di Rindam Jaya," katanya.

"Terima kasih kepada Mama dan Papa. Tanpa orang tua saya tidak mungkin bisa memakai seragam loreng seperti sekarang ini," tambahnya.

Baca: Otot Kekar Jenderal TNI Andika Taklukkan Jarum Suntik Vaksin Sinovac

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya