- Pen. Kodam XVII/Cenderawasih
VIVA – Prajurit TNI Angkatan Darat dari Satuan Tugas Pengaman Perbatasan (Satgas Pamtas) Batalyon Infanteri (Yonif) 312/Kala Hitam kembali beraksi di hutan Papua.
Kali ini, para prajurit tempur TNI Angkatan Darat itu mengawal Tim Medis/Kesehatan Puskesmas Yabanda yang akan melakukan kegiatan Bakti Sosial di Kampung Monggoefi Baru, Distrik Yafi, Kabupaten Keerom, Papua.
Wilayah tugas Satgas Pamtas Yonif 312/Kala Hitam bukanlah medan yang sangat mudah. Jarak tempuh dari Pos jaga Satgas Pamtas Kala Hitam yang terletak di KM.140 menuju Kampung Monggoefi Baru membutuhkan waktu lima jam berjalan kaki dengan akses yang sangat berat, menembus kawasan pegunungan dan hutan di Papua.
Kegiatan yang dilakukan oleh Tim Kesehatan dari Puskesmas Yabanda itu pun sangat beresiko. Karena di kawasan hutan dan pegunungan Papua tidak menutup kemungkinan para rombongan Tim Kesehatan Puskesmas Yabanda itu mendapatkan rintangan dan ancaman.
Dilansir VIVA Militer dari keterangan resmi Kodam XVII/Cenderawasih, Kamis, 4 Maret 2021, Dansatgas Yonif 312/Kala Hitam Letkol Inf Dedy Ariyanto, menyatakan, kegiatan pengawalan yang dilakukan untuk Tim Kesehatan Puskesmas Yabanda merupakan bentuk kepedulian TNI yang sedang melaksanakan tugas pengamanan perbatasan.
TNI memiliki kewajiban untuk memastikan seluruh warga yang ada di wilayah binaan masing-masing pos mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal.
“Salah satunya Kampung Monggoefi Baru yang secara geografis jauh dari perkotaan dan sudah pasti sulit bagi warga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,” kata Dansatgas Kala Hitam, Letkol Inf Dedy Ariyanto.
Selain mengawal perjalanan, lanjut Dansatgas, prajurit Satgas Pamtas Yonif 312/KH juga mengerahkan tim kesehatan Pos Km.140 untuk membantu personil Puskesmas Yabanda memberikan pelayanan kesehatan di Kampung Monggoefi Baru.
Sementara itu, Danpos Km.140 Letda Inf Aan Suherna menjelaskan, untuk menuju ke Kampung Monggoefi Baru prajurit dan tim kesehatan Puskesmas Yabanda harus berjalan kaki menembus hutan belantara dengan menempuh waktu lebih kurang lima jam perjalanan.
“Walaupun harus menempuh medan yang lumayan berat namun kami tetap semangat dan akan memberikan yang terbaik memastikan warga yang tinggal di wilayah pedalaman mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal,” kata Letda Aan.
“Semoga yang kami lakukan ini dapat membantu kualitas kesehatan khususnya bagi warga yang tinggal di perbatasan,” tambahnya.
Baca: Kisah Pemain AC Milan Asal Papua Cium Kaki Ibunya Demi Restu Jadi TNI
