- Korem 172/PWY
VIVA – Sebanyak seribuan pasukan infanteri militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari tiga Komando Daerah Militer (Kodam) berbeda sudah tiba dan masuk ke Papua.
Pasukan infanteri yang masuk itu yakni berasal dari Batalyon Infanteri 403/Wirasada Pratista, Kodam IV/Diponegoro. Lalu Batalyon Infanteri 131/Braja Sakti, Kodam I/Bukit Barisan. Dan Infanteri Mekanis 512/Quratara Yudha, Kodam V/Brawijaya.
Ketiga batalyon satuan tempur infanteri TNI Angkatan Darat itu mendarat di Papua dengan menggunakan dua kapal perang milik TNI Angkatan Laut, yakni KRI Tanjung Kambani-971 dan KRI Teluk Hading-538.
Berdasarkan siaran resmi yang dilansir VIVA Militer, Rabu 10 Maret 2021, setiap batalyon mengerahkan sebanyak 450 prajurit TNI, sehingga total ada sebanyak 1350 prajurit yang masuk ke Papua. Mereka merupakan pasukan yang akan menjalankan operasi sebagai Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI dengan Papua Nugini.
Kedatangan 3 batalyon infanteri TNI ini langsung disambut Komandan Komando Resor Militer (Korem) 172/Praja Wira Yakthi, Brigadir Jenderal TNI Izak Pangemanan.
"Selamat datang kepada Yonif 131/BS, Yonif 512/QY dan Yonif 403/WP yang akan melaksanakan tugas pengamanan perbatasan RI-PNG," kata Brigjen TNI Izak Pangemanan di Satuan Patroli (Satrol) Lantamal X Jayapura
Dalam sambutannya, jenderal TNI berdarah Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu menyampaikan beberapa pesan dan amanah penting bagi pasukan yang akan menjalankan tugas di bawah komando Korem 172PWY.
Brigjen TNI Izak menegaskan bahwa operasi yang dikembangkan saat ini adalah operasi yang berorientasi pada upaya untuk membantu masyarakat Papua dalam mengatasi kesulitan hidupnya di daerah perbatasan RI-PNG.
Dilakukan dengan mengembangkan pendekatan komprehensif meliputi pendekatan kesejahteraan, agama, budaya, kesetaraan, hukum dan HAM serta pelestarian lingkungan hidup.
Pihaknya juga mengungkapkan, satgas yang datang saat ini, telah dibekali dengan kemampuan-kemampuan yang diharapkan dapat membantu mengatasi berbagai permasalahan yang menyebabkan konflik di tanah Papua dan masih belum terselesaikan secara tuntas, khususnya di daerah perbatasan.
"Mereka sudah dibekali dengan kemampuan di bidang pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan. Selain itu juga dibekali dengan kemampuan-kemampuan untuk membantu peningkatan pelayanan masyarakat khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan," kata dia.
Baca: Kang Mul Marinir Diringkus Intel TNI di Rumah Gadis Desa