Selain 4 Jenderal Ini, Pentolan TNI AD Bukan Lulusan Terbaik

VIVA Militer: Jenderal TNI (Purn.) Budiman
Sumber :
  • Youtube

VIVA – Selama enam dasawarsa Akademi Militer (Akmil) selalu melahirkan para perwira TNI Angkatan Darat terbaik bangsa. Memang tak semua bisa menjadi yang terbaik, namun bisa dipastikan para perwira yang dilahirkan Akmil punya dedikasi tinggi terhadap tugasnya sebagai prajurit TNI.

Sejak berdiri pada 1960, hanya ada beberapa perwira yang berhaasil menerima gelar Adhi Makayasa. Ya, penghargaan Adhi Makayasa diberikan kepada mereka yang berhasil menyelesaikan pendidikan militer dengan status yang terbaik.

Jelas tak sembarang orang bisa menerima penghargaan itu. Sebab, penerima pengharhaan Adhi Makayasa adalah mereka yang mampu menunjukkan prestasi terbaik di tiga aspek, akademis, jasmani dan kepribadian (mental).

Nah, dari sejumlah peraih penghargaan Adhi Makayasa, hanya ada beberapa perwira saja yang berhasil mencapai pangkat jenderal bintang empat atau Jenderal TNI. Menurut data yang dikutip VIVA Militer dari situs resmi Akademi Militer, hanya ada 28 orang Perwira Tinggi (Pati) TNI Angkatan Darat lulusan Akmil yang berhasil meraih pangkat Jenderal TNI.

Kemudian dari beberapa orang penyandang titel Jenderal TNI tadi, cuma ada empat orang saja yang punya kesempatan untuk menjadi orang nomor satu matra darat, sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad). Siapa saja mereka?

1. Jenderal TNI (Purn.) Edi Sudrajat

Photo :
  • Youtube

Namanya sangat tersohor di era 80-90an. Pria kelahiran Jambi 22 April 1938 ini adalah salah satu dari tiga lulusan terbaik Akademi Militer Nasional (AMN) angkatan pertama. Berasal dari satuan elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Edi tak cuma punya kecerdasan di atas rata-rata. Namun, pengalaman tempur di sejumlah palagan.

Sepanjang 33 tahun kariernya bersama TNI Angkatan Darat, Edi pernah menduduki sejumlah posisi strategis. Edi tercatat pernah dua kali menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam), Pangdam II/Bukit Barisan (sekarang Pangdam I/Bukit Barisan) dan Pangdam III/Siliwangi.

Kemudian, Edi juga sempat menduduki posisi sebagai Asisten Operasi Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asops Kasum ABRI) dan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Wakasad).

Pada 2 Februar 1988, Edi dipercaya menjadi orang nomor satu di jajaran TNI Angkatan Darat untuk menggantikan posisi Jenderal TNI Try Sutrisno. Lima tahun menjadi orang nomor satu TNI Angkatan Darat, Edi kemudian ditunjuk menjadi Panglima ABRI sekaligus Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam).

2. Jenderal TNI (Purn.) Agustadi Sasongko Purnomo

Photo :
  • Youtube

Sosoknya dikenal sebagai pribadi yang membumi, tegas, lagi cerdas. Ya, Jenderal TNI (Purn.) Agustadi Sasongko Purnomo adalah lulusan terbaik Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) 1974. 

VIVA Militer pernah mencatat sosok seorang Agustadi, yang berhasil mengalahkan rekan satu angkatannya, Letjen TNI (Purn.) Prabowo Subianto Djojohadikusumo, untuk menjadi lulusan terbaik AKABRI.

Alasan Pengemudi Fortuner Arogan Palsukan Pelat TNI Jalani Pemeriksaan Psikologi

Pria kelahiran Surabaya 6 Agustus 1952 ini juga tak hanya cerdas dan punya jiwa kepemimpinan yang tinggi. Agustadi mendapatkan banyak pengalaman turun dalam pertempuran Operasi Seroja di Timor-Timur.

36 tahun berdinas bersama TNI Angkatan Darat, Agustadi pernah memimpin satuan tempur dan komando teritorial. Tercatat Agustadi pernah menjabat sebagai Panglima Divisi Infanteri-2/Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Pangdivif-2/Kostrad), Pangdam XVI/Pattimura, dan Pangdam Jayakarta/Jaya.

Pengemudi Mobil Fortuner Arogan Palsukan Pelat TNI Terancam 6 Tahun Bui

Kemudian tepatnya pada 28 Desember 2007, Agustadi dipercaya untuk menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-25, menggantikan posisi yang justru dipegang lebih dulu oleh juniornya, Jenderal TNI (Purn.) George Toisutta, jebolan AKABRI 1976.

3. Jenderal TNI (Purn.) Moeldoko

Pengemudi Fortuner Arogan Ngaku Adik Jenderal TNI Jadi Tersangka

Photo :
  • The Straits Times

Sosok ini mungkin masih sangat dikenal hingga saat ini. Sebab, Jenderal TNI (Purn.) Moeldoko sampai saat ini masih mengabdikan diri sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP) di era kepemimpinan Presiden RI ke-7, Joko Widodo (Jokowi).

Jauh sebelum menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko lebih dulu menghabiskan waktu selama 34 tahun di dunia militer. Lahir di Kediri 8 Juli 1957, Moeldoko dikenal sebagai sosok yang sangat sederhana namun disiplin.

Selama berdinas di TNI Angkatan Darat, Moeldoko juga cukup kenyang dalam menghadapi pertempuran. Ia pernah diturunkan dalam operasi militer di Timor-Timur, sebelum banyak memimpin satuan tempur dan komando teritorial.

Pada 2010, Moeldoko mendapat kenaikan pangkat bintang dua atau Mayor Jenderal (Mayjen) TNI dengan jabatan sebagai Pangdivif-1/Kostrad. Di tahun yang sama, Moeldoko dipercaya menjadi Pangdam XII/Tanjungpura dan Pangdam III/Siliwangi.

Tiga tahun kemudian, Moeldoko yang sudah berpangkat Letnan Jenderal (Letjen) TNI menjadi orang nomor dua di jajaran TNI Angkatan Darat dengan jabatan Wakasad. 

Masih di tahun 2013 tepatnya pada 20 Mei, Moeldoko ditunjuk Presiden RI ke-6, Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menjadi Kasad, menggantikan posisi Jenderal TNI (Purn.) Pramono Edhie Wibowo.

Tak sampai tiga bulan menjadi Kasad, Moeldoko kemudian dipercaya menjadi Panglima TNI. Tepatnya pada 30 Agustus 2013, Moeldoko dilantik menjadi Panglima TNI menggantokan posisi Laksamana TNI (Purn.) Agus Suhartono.

4. Jenderal TNI (Purn.) Budiman

Photo :
  • Youtube

Sejarah TNI Angkatan Darat mencatat, Jenderal TNI (Purn.) Budiman adalah Perwira Tinggi dari satuan Zeni ketiga yang pernah menjadi Kasad.

Sebelum Budiman, ada nama Jenderal TNI (Purn.) Goesti Pangeran Hatjo Djatikoesoemo dan Jenderal TNI (Purn.) Try Soetrisno yang lebih dulu menjadi orang nomor satu di jajaran TNI Angkatan Darat.

Meski berasal dari satuan Zeni, Budiman juga pernah ikut bertempur dalam operasi militer di Timor-Timur. Pria asli Jakarta ini adalah lulusan terbaik AKABRI 1978, yang juga pernah memegang jabatan penting.

Pada 2009 lalu, Budiman ditunjuk menjadi Pangdam IV/Diponegoro. Setelah itu, Budiman berpindah tugas sebagai Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (Dankodiklat), sebelum dipercaya menjadi Wakasad pada 2011. 

Sempat menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Sekjen Kemenhan), Budiman mendapat promosi pangkat menjadi Jenderal TNI dan menduduki posisi sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat pada 30 Agustus 2013.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya