Mengharukan, Bendera Ular-ular Perang TNI Turun dari KRI Sorong-911

VIVA Militer: Penurunan bendera di KRI Sorong-911
Sumber :
  • Kormada II

VIVA – Rabu 27 Oktober 2021, merupakan hari terpenting dalam karier sejarah salah satu kapal perang militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) KRI Sorong-911.

Hizbullah Hujani Israel Puluhan Roket usai 7 Paramedis Lebanon Tewas

Hari ini, kapal perang yang dikendalikan Komando Armada (Kormada) II TNI Angkatan Laut harus mengakhiri kariernya di Satuan Kapal Bantu (Satban).

Suasana menyelimuti Dermaga Madura, Ujung, Surabaya, Jawa Timur, tatkala Panglima Koarmada II Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto menyampaikan sepenggal kalimat terakhir kepada KRI Sorong-911.

INFOGRAFIK: Extraordinary Mudik Gratis Naik Kapal Perang

"Dengan memohon ridho dari Tuhan tang maha kuasa, KRI Sorong dengan nomor lambung 911, secara resmi saya nyatakan selesai dari dinas aktif TNI AL," kata Laksda Iwan dilansir VIVA Militer dalam siaran resmi Koarmada II.

VIVA Militer: Penurunan bendera di KRI Sorong-911

Photo :
  • Kormada II
Tega, Tentara Israel Suruh Keluarga Palestina Tinggalkan Ibunya yang Berusia 94 Tahun

Setelah itu, sejumlah prajurit TNI yang berada di atas KRI Sorong-911 mulai menurunkan Bendera Ular-ular Perang dan Sang Saka Merah Putih dari atas KRI Sorong-911.

Perjalanan KRI Sorong-911 berakhir sampai di sini. Jasanya sebagai kapal perang bantu cair minyak sejak 1965 berakhir sudah.

KRI Sorong-911dibuat di galangan Trogir Shipyard, Yugoslavia pada tahun 1964 dengan panjang 112 meter dan lebar 15,4 meter. Memiliki kapasitas bahan bakar sebanyak 3.000 Ton yang digunakan untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh TNI AL.

VIVA Militer: Penurunan bendera di KRI Sorong-911

Photo :
  • Kormada II

KRI Sorong-911 diambil dari sebuah nama kota di Papua yang merupakan pintu gerbang dan masuk ke Papua melalui arah barat dan merupakan kota penting pada waktu perebutan Irian Jaya karena letaknya strategis dan mempunyai minyak yang cukup besar.

Pada tahun 1965, KRI Sorong-911 diresmikan sebagai Kapal Perang Indonesia untuk memperkuat Armada RI dalam menjaga keutuhan wilayah Kesatuan Republik Indonesia. Sejak diresmikan pada tanggal 10 Mei 1965, maka statusnya resmi menjadi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dimana pembinaanya di bawah jajaran Satbaan Komando Armada RI Kawasan Timur.

Dalam pengabdiannya KRI Sorong-911 telah sukses melaksanakan beberapa operasi diantaranya, pada tahun 1965 KRI Sorong-911 melaksanakan operasi Dwi Warna, Operasi Irian Barat tahun 1965, Operasi Gunung Merapi tahun 1973,Operasi Seroja Timor Timur tahun 1978, Operasi Philindo pada tahun 1979, Operasi Tameng Hiu Tahun 2010 serta Operasi Kanal Cidkaya tahun 2017.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya