Pembunuh 7 Brimob Sisa 2, Jenderal Andika Tarik Pasukan TNI dari Poso

VIVA Militer: Jenderal TNI AP
Sumber :

VIVA – Kemarin, untuk pertama kalinya setelah menjabat Panglima Tentara Nasional Indonesia, Jenderal TNI Andika Perkasa mendatangi pasukannya yang bertugas di Pos Komando Taktis Satuan Tugas Madago Raya di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Berhasil Gagalkan Penyelundupan Sabu, 2 Prajurit Pulanggeni Kopasgat TNI AU Dapat Penghargaan

Setiba di sana, Jenderal TNI berdarah Kopassus itu tak cuma disambut oleh prajurit TNI dan para perwira satuan setempat. Tapi juga oleh petinggi Polri, seperti Kapolda Sulteng, Irjen Pol Rudy Sufahriadi.

Berdasarkan siaran resmi dari Penerangan Komando Resor Militer (Korem) 132/Tadulako dilansir VIVA Militer Jumat 20 Mei 2022, Irjen Rudy yang juga sebagai Komandan Satgas Madago Raya menyampaikan laporan terkait hasil-hasil dari operasi perburuan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dilaksanakan anggota polisi dan prajurit TNI.

Melesat Jadi Pangdam, Mayjen TNI Haryanto Serahkan Jabatan Panglima Divif 2 Kostrad ke Sohibnya

Menurut Jenderal TNI Andika, dari laporan itu diketahui saat ini kelompok MIT hanya tersisa dua orang saja. Walau mereka belum tertangkap dan menyerahkan diri. Tapi kondisi keamanan di Poso saat ini sudah membaik.

Karena itulah, Jenderal TNI Andika memutuskan untuk menarik kembali pasukan tempur TNI yang selama ini diperbantukan dalam Satgas Madago Raya, membantu kepolisian memburu kelompok teroris ciptaan Abu Wardah alias Santoso itu.

Hadiri Forum Internasional di China, KSAL Tegaskan Pentingnya Jaga Keamanan Maritim di Kawasan

Hanya saja, TNI memutuskan tidak menarik semua prajurit. "kekuatan TNI yang diperbantukan dalam operasi Madago Raya yang bertujuan memburu para teroris itu telah dikurangi dari 267 menjadi 100 personel," kata Jenderal TNI Andika.

Perlu diketahui, TNI mulai dilibatkan memburu kelompok MIT sejak 2016. Penyebabnya, dari tahun 2012 kepolisian sangat kesulitan menghadapi taktik gerilya hutan yang dilancarkan Santoso Cs. Sekelas Densus 88 tak mampu meringkus Santoso dari dalam hutan

Terbukti, sejak 2012 sudah 9 polisi dibunuh. Dua korban personel Polsek Poso Pesisir Selatan, yaitu Briptu Andi Sapa dari tim Buser dan Kepala Unit Intelkam, Brigadir Sudirman. Dan 7 lainnya merupakan anggota Brimob.

Kelompok MIT sejak zaman Santoso terkenal sadis dan berdarah dingin. Dua personel Polsek Poso Pesisir Selatan dibunuh dengan cara tak manusiawi. Leher mereka digorok, tangan mereka diikat dan jenazah mereka dipendam ke dalam lumpur di hutan wilayah Gunung Biru. Keduanya dibunuh dengan disiksa terlebih dahulu.

Kelompok ini mulai digempur TNI sejak 2016 dalam Operasi Tinombala. Dan gembong MIT kala itu yakni Santoso tewas di tangan prajurit TNI dari Batalyon Infanteri Raider 515/Ugra Tapa Yudha, di bawah komando Brigif 9/Dharaka Yudha, Divisi Infanteri 2/Kostrad.

Lima tahun kemudian, tepatnya pada 18 September 2021, giliran Ali Kalora yang jadi mayat di tangan pasukan TNI yang tergabung dalam Operasi Madago Raya. Ali Kalora ini adalah anggota ISIS yang memimpin MIT setelah Santoso mati.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya