Anak Pendeta Kejang-kejang dan Meninggal, Prajurit TNI Gerak Cepat

VIVA Militer: Prajurit TNI Satgas Pamtas Yonif 645/GTY.
Sumber :

VIVA – Prajurit Tentara Nasional Indonesia tak cuma dilatih untuk angkat senjata dan berperang. Tapi, jiwa kemanusiaan mereka juga ditempa sehingga menjadi pasukan militer yang peka terhadap kehidupan sosial masyarakat.

Basis OPM Paro Nduga Lumpuh Digempur TNI, 2 Anak Buah Egianus Kogoya Tertembak

Salah satu buktinya ketika putra seorang pendeta di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, mendadak meninggal dunia.

Ceritanya begini, ketika itu prajurit TNI dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Malaysia, Batalyon Infanteri 645/Gardatama Yudha sedang bersiaga di Pos Komando Utama.

Sejarah Bakal Pecah, Besok Raja Aibon Kogila Serahkan Tongkat Komandan Pasukan Tengkorak Kostrad TNI

Tiba-tiba saja ada warga yang datang ke Pos TNI tersebut dan mengabarkan tentang nasib dari putra Pendeta Michael Mawuntu, namanya Franklin Mawuntu.

VIVA Militer: Prajurit TNI Satgas Pamtas Yonif 645/GTY.

Photo :
TNI Berduka, Letkol Marolop Meninggal Dunia 2 Hari Usai Serahkan Jabatan Komandan Kodim di Papua

Jadi, dikabarkan bahwa Franklin sebelumnya mengalami kelalahan, lalu dia kejang-kejang dan dilarikan ke rumah sakit. Tapi sayang nyawa tak tertolong lagi. Dia meninggal dunia di rumah sakit dan jenazah segera dibawa pulang ke kediamannya di Gereja Protestan Bukit Henderson, Dusun Jagoi Babang, Kecamatan Jagoi Babang.

Berdasarkan siaran resmi Komando Resor Militer (Korem) 121/Alambhana Wanawai dilansir VIVA Militer, Seni 25 Juli 2022, mendapat kabar itu, 10 prajurit TNI yang ada di pos dengan dipimpin Letnan Dua Inf Andi Muh Pagelipu langsung bergerak cepat menuju kediamanan bapak pendeta.

Setiba di kediaman Pendeta Michael, prajurit TNI Angkatan Darat itu tak cuma tinggal diam. Mereka turun tangan langsung dalam proses pemakaman. Prajurit TNI bergerak membantu dari mulai menggotong jenazah dari ambulans sampai pemakaman selesai.

VIVA Militer: Prajurit TNI Satgas Pamtas Yonif 645/GTY.

Photo :

"Untuk meringankan beban keluarga serta ikut berbela sungkawa, personel Satgas pun ikut membantu proses pemakamannya dari awal hingga akhir," kata Komandan Satgas Pamtas RI-Malaysia, Yonif 645/GTY, Letnan Kolonel Inf Hudallah.

Menurut Letkol Inf Hudallah, di perbatasan negara, prajurit TNI memang tak melulu berdiam diri di pos bersiaga menjaga keamanan kedaulatan negara. Tapi juga gencar melakukan pembinaan teritorial di semua wilayah binaan pos-pos TNI,

"Kegiatan membantu proses pemakaman merupakan wujud kepedulian pajurit Satgas Pamtas di tengah kedukaan warga di lakukan karena sebagai sesama manusia harus memiliki toleransi dan saling membantu antar sesama," kata Letkol Inf Hudallah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya