- Dispen Kormar
VIVA – Rencana TNI Angkatan Laut menggelar latihan perang Armada Jaya 2022 yang semula akan digelar pada tanggal 14-20 September 2022 terpaksa ditunda.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, latihan puncak Armada Jaya yang biasanya melibatkan seluruh kekuatan tempur atau Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) TNI Angkatan Laut ditunda karena jajarannya harus menyesuaikan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Armada Jaya masih kita evaluasi, karena dengan adanya kenaikan BBM ini otomatis akan berpengaruh juga terhadap TNI AL," kata KSAL Laksamana TNI Yudo Margono usai memimpin upacara puncak peringatan HUT TNI Angkatan Laut ke-77 di Dermaga Sunda, Markas Komando Armada Republik Indonesia, Pondok Dayung, Jakarta Utara, Senin, 12 September 2022.
Kasal Yudo menambahkan, jumlah alutsista yang akan dikerahkan dalam latihan tempur Armada Jaya sangat banyak. Mulai dari Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), kapal patroli (KAL), kapal selam, pesawat udara, hingga Kendaraan Tempur (Ranpur) Amfibi Marinir TNI Angkatan Laut.
"Karena TNI AL kebutuhan BBM didukung oleh quantum. Jadi kalau harganya naik, kita akan ikuti itu. Sehingga akan kita hitung lagi sampai akhir tahun nanti kita terpenuhi gak dari Pagu yang dianggarkan," ujarnya.
VIVA Militer: Prajurit TNI AL di KRI Hasan Basri (382) menembak pesawat musuh
- Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia (Puspen TNI)
"Nanti kita akan evaluasi, apakah cukup dengan gladi posko atau daerah latihan yang kita pendekkan, mungkin di Lampung atau Banongan, Jawa Timur. Nanti masih kita evaluasi lagi karena melibatkan banyak kapal dan ranpur Marinir," tambahnya.
Untuk diketahui, Latihan puncak Armada Jaya TNI Angkatan Laut adalah latihan militer tahunan yang digelar secara besar-besaran oleh jajaran TNI Angkatan Laut. Dalam latihan tersebut, TNI Angkatan Laut mengerahkan seluruh kekuatan SSAT yang melibatkan Kapal Perang TNI AL, Kapal Selam, Pesawat Udara, dan Ranpur Amfibi Marinir.
Dalam latihan Armada Jaya, biasanya jumlah kapal perang TNI Angkatan Laut yang terlibat mencapai belasan kapal. Jumlah prajurit yang terlibat pun mencapai ribuan personel yang terdiri dari Angkatan Laut, Korps Marinir, Kopaska, Taifib, serta pasukan elite Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) TNI Angkatan Laut.
