Kanjuruhan Berguncang, 2 Jenderal TNI Penjaga Nyawa SBY Turun Gunung

VIVA Militer: SBY dijaga Paspampres.
Sumber :

VIVA – Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) akhirnya telah resmi membentuk Tim Independen Gabungan Pencari Fakta atau TIGPF untuk mengungkap tragedi maut di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

TIGPF itu diketuai langsung oleh Menkopolhukam, Mahfud MD dengan anggota yang berasal dari berbagai kalangan di masyarakat. Mulai dari pengamat, ahli, akademisi hingga wartawan.

Dalam daftar 10 anggota TIGPF itu ternyata terdapat nama-nama tokoh militer Nusantara. Ada dua nama tokoh militer yang masuk dan keduanya merupakan purnawirawan berpangkat Jenderal Tentara Nasional Indonesia (TNI). 

Dan yang menarik perhatian VIVA Militer, kedua Jenderal TNI anggota TIGPF itu memiliki jejak jabatan yang sama ketika masih aktif bertugas di lingkungan TNI Angkatan Darat.

Mau tahu siapakah kedua tokoh itu dan jabatan yang sama apa sih yang kebetulan pernah mereka emban?. Berikut ulasannya.

VIVA Militer: Letjen TNI Doni Monardo ketika masih menjabat Danjen Kopassus

Photo :
  • Istimewa/Viva Militer

Dalam daftar 10 anggota TIGPF yang telah diajukan Mahfud MD ke Presiden Joko Widodo dan telah disetujui itu, terdapat nama Letnan Jenderal TNI (Purn.) Doni Monardo dan Mayor Jenderal TNI (Purn.) Suwarno.

Prof Mahmud sih melibatkan kedua jenderal ini dengan memberikan keterangan profil, Letjen TNI Doni sebagai mantan Kepala BNPB dan Mayjen TNI Suwarno sebagai Wakil Ketua Umum 1 KONI.

Namun perlu diketahui, saat masih aktif berdinas. Ternyata kedua jenderal ini pernah sama-sama dipercaya untuk menjadi pemegang tongkat komando pasukan penjaga yawa Presiden RI.

Jadi Letnan Jenderal TNI Doni Monardo dan Mayjen TNI Suwarno merupakan mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) era Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.

VIVA Militer: Mayjen TNI SW

Photo :

Mayjen TNI Suwarno adalah Komandan Paspampres ke-16. Beliau menjabat Danpaspampres selama satu tahun dari 2007 hingga 2008.

Jenderal lulusan Akademi Militer (Akmil) 1977 dari kecabangan Kavaleri ini diangkat menjadi Paspampres menggantikan Mayjen TNI Suroyo Gino. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Komandan Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pussenkav) di Bandung.

Nah yang menarik lagi, ternyata Malang bukan wilayah yang asing bagi beliau. Sebab pada tahun 2008, Mayjen TNI Suwarno pernah bertugas di Jawa Timur sebagai Panglima Kodam V Brawijaya. Dua tahun lho beliau di sana, sebelum akhirnya ditarik ke Jakarta untuk menjabat Kepala Badan Pendidikan Latihan Kementerian Pertahanan RI.

VIVA Militer: Mayjen TNI SW

Photo :
TNI Berduka, Letkol Marolop Meninggal Dunia 2 Hari Usai Serahkan Jabatan Komandan Kodim di Papua

Sementara itu, Letjen TNI Doni Monardo adalah Komandan Paspampres ke-20 atau Komandan Paspampres terakhir Presiden SBY.

Penyandang 3 bintang emas TNI ini menjabat Danpaspampres mulai tahun 2012. Beliau diangkat jadi Danpampres menggantikan Letnan Jenderal TNI (Purn.) Agus Utomo yang ketika itu dipromosikan untuk menjabat Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) ke-26.

Melesat Naik Pangkat Jenderal Bintang Dua TNI, Mayjen Bangun Nawoko Kini Jabat Pangdivif 3 Kostrad

Dua tahun berselang tepatnya 2014, Letjen TNI Doni menyerahkan jabatan Danpaspampres kepada Jenderal TNI Andika Perkasa, karena beliau dipromosikan untuk menjabat Danjen Kopassus ke-27.

VIVA Militer: Letjen TNI DM.

Photo :
  • VIVA Militer/Istimewa
Terpopuler: Klaim Israel soal Iran Disebut Halu, Ribuan Pendukung Prabowo Siap Jadi Amicus Curiae

Setelah itu, Letjen TNI Doni secara beruntun dipercaya jadi Pangdam. Mulai dari Pangdam XVI Pattimura dilanjutkan jadi Pangdam III Siliwangi. 

Jika Presiden menaruh harapan besar kepada Letjen TNI Doni untuk turun gunung agar bisa menuntaskan tragedi Kanjuruhan, tentu ini hal yang wajar. Sebab, lulusan Akmil 1985 ini pernah mengemban jabatan yang langsung diketuai oleh Presiden Joko Widodo. Yaitu ketika diangkat untuk menjadi Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional.

Kembali ke tragedi maut Kanjuruhan. Sampai saat ini, jumlah korban meninggal dunia masih simpang siur, terakhir sih Kapolri bilang ada 125 orang. 

Korban meninggal dunia akibat dilanda kepanikan hebat setelah polisi melepaskan tembakan gas air mata di dalam stadion untuk meredakan keributan yang terjadi di tengah lapangan. Jadi diduga kuat korban meninggal dunia karena terjepit dan terinjak saat berusaha menyelamatkan diri keluar dari stadion.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya