Ngumpet Dikepung Aremania, Polisi Ini Dievakuasi TNI Pakai Baju Loreng

VIVA Militer: Polisi yang pakai loreng saat diselamatkan TNI dari amuk Aremania
Sumber :
  • TNI Angkatan Darat

VIVA – Ada sebuah peristiwa yang luput dari perhatian masyarakat dalam tragedi maut Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Citra Satelit Tunjukkan Ribuan Tenda Dekat Khan Younis, Israel Bersiap Serang Rafah

Peristiwa terjadi saat suporter mengamuk usai diserang petugas kepolisian dengan tembakan gas air mata di dalam stadion.

Jadi ketika pecah keributan setelah ratusan suporter terluka dan meninggal dunia di stadion pada malam 1 Oktober 2022, ada petugas kepolisian Polda Jawa Timur yang terjebak di beberapa tempat karena tak mampu menghadapi amuk suporter. Mereka terkepung dan memilih bersembunyi.

Demi Warga, Perwira Pasukan Naga Hitam TNI Berjibaku Lawan Ular Raksasa di Semak Perbatasan Negara

Salah satu anggota polisi bahkan harus sembunyi dalam sebuah ruangan di Rumah Sakit Wava Husada, Malang.

Nah berdasarkan informasi yang didapatkan VIVA Militer, polisi itu akhirnya memutuskan untuk melaporkan kondisinya sekaligus meminta bantu rekan-rekannya di Polres Malang untuk mengevakuasinya.

Mayjen TNI Anton Resmi Jabat Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad Gantikan Mayjen Haryanto

Namun apa daya, polisi tak bisa melakukan evakuasi dalam waktu cepat. Karena situasi di Kanjuruhan masih mencekam.

Akhirnya Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat (telah dicopot dari jabatan) meminta bantuan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dan direspons oleh TNI dengan mengerahkan prajurit TNI dari Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) 5/ Arati Bhaya Wighina atau Yonipur 5 /ABW milik Komando Daerah Militer (Kodam) V/Brawijaya.

Batalyon berjuluk sang Banteng itu pun bergerak menuju lokasi tempat polisi itu terjebak massa suporter.  Enggak tanggung-tanggung Komandan Yonzipur 5/ABW yang dikabarkan turun langsung memimpin penyelamatan terhadap polisi itu.

Enggak makam waktu lama, berbekal foto lokasi persembunyian yang dikirimkan polisi itu, prajurit TNI bisa menemukannya dan dengan cepat melakukan evakuasi.

Ketika ditemukan TNI, anggota polisi itu dalam kondisi dilanda ketakutan. Akhirnya diputuskan agar proses evakuasi dilaksanakan dengan teknik penyamaran.

Jadi si polisi itu dipakaikan seragam loreng TNI lengkap, lalu wajahnya ditutupi dengan masker. Skenario ini dibuat karena lokasi dipenuhi suporter. Akhirnya dengan penyamaran, polisi itu bisa dievakuasi dari kepungan tanpa diketahui suporter.

"Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang pada Sabtu Malam (1/10/2022) lalu, menjadi duka yang mendalam bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kerusuhan yang mengakibatkan meninggalnya seratus lebih suporter sepakbola itu, menyelipkan beberapa kisah heroik prajurit TNI AD saat membantu dan menyelamatkan para suporter mulai dari balita sampai dewasa, bahkan personil Kepolisian yang melaksanakan tugas pengamanan pada pertandingan tersebut," tulis Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat dalam siaran resminya Selasa 4 Oktober 2022.

Perlu diketahui sampai saat ini polisi menyatakan  korban meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan mencapai 125 orang, dua di antaranya anggota polisi.

Tragedi maut itu berawal dari keributan di dalam lapangan ketika suporter menerobos masuk untuk memprotes pemain Arema yang mengalami kekalahan dari tim tamu, Persebaya Surabaya.

Keributan pun pecah di lapangan saat suporter menyerang pemain. Petugas kepolisian dibantu prajurit TNI menghalau massa agar keluar dari lapangan. Tapi, entah kenapa polisi menembakan gas-gas air mata ke tribun penonton  hingga menciptakan kepanikan hebat, yang memaksa penonton berlarian menyelamatkan diri ke pintu keluar. Di sinilah banyak suporter yang terjepit dan terinjak, yang memicu kematian massal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya