Mayjen Hariyanto: Perayaan HUT TNI Tahun Ini Berbeda dari Tahun-tahun Sebelumnya
- Istimewa/Viva Militer
Jakarta, VIVA – Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia (Kapuspen TNI) Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Hariyanto mengatakan, perayaan puncak peringatan HUT TNI tahun 2024 dibuat sangat berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun lalu.
Kapuspen TNI menjelaskan, puncak perayaan HUT TNI yang dipusatkan di Lapangan Silang Monas pada Sabtu besok, 5 Oktober 2024 akan melibatkan sekitar 100 ribu personel TNI dari tiga matra.
100 ribu personel pasukan yang berasal dari matra Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara itu, lanjut Kapuspen TNI, akan melakukan aksi defile pasukan dan parade alutsista di hadapan Presiden RI Joko Widodo dan disaksikan pula oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Selain itu, lanjut Mayjen TNI Hariyanto, formasi seluruh peserta upacara, parade pasukan dan alutsista akan ditempatkan mengelilingi Lapangan Silang Monas.
"Itu yang istimewa karena upacaranya tidak hanya di sisi sebelah Monas, tapi pasukan itu melingkar dan ada 22 batalyon di situ tergelar," kata Kapuspen TNI Mayjen TNI Hariyanto usai menghadiri Upacara dan Tabur Bunga di TMPN Kalibata, Jakarta Selatan, Jum'at, 4 Oktober 2024.
"Presiden Republik Indonesia sebagai Irup dan Panglima TNI akan memeriksa pasukan memutar di Monas," tambahnya.
Lebih jauh dia menambahkan, selain di dalam Monas, parade alutsista TNI akan melakukan konvoi di sepanjang jalan Sudirman - MH. Thamrin, hingga Senayan.
Tidak hanya itu, lanjut Kapuspen TNI, dalam HUT TNI Ke-79, TNI akan menggelar dapur umum untuk makan gratis bagi masyarakat yang menyaksikan parade pasukan dan alutsista nanti.
"Intinya besok adalah upacara parade kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi defile dan setelah itu ada lanjutannya lagi pesta rakyat, makan gratis, pembagian sembako dan kita hibur dengan band ada Slank, ada NDX AKA, Raffi Ahmad tergelar artis-artis Ibukota," ujarnya.
Anggota Dewan Usul yang Terlibat Tawuran Dihukum Ikut Pendidikan Militer
Anggota DPRD DKI Jakarta Tri Waluyo mengusulkan agar warga yang terlibat aksi tawuran baik itu antarkampung atau antarsekolah diberi hukuman mengikuti pendidikan militer
