TNI Akan Dapat Hibah 2 Unit Kapal Patroli dari Negeri Matahari Terbit yang Akan Dioperasikan di IKN

VIVA Militer: Menhan, Sjafrie Sjamsoeddin
Sumber :
  • Sjafrie Sjamsoeddin

Jakarta, VIVA – Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, Indonesia dalam waktu dekat ini akan mendapatkan hibah berupa dua unit kapal patroli atau patrol boat dari pemerintah Jepang yang akan memperkuat jajaran alutsista TNI Angkatan Laut.

Hal itu disampaikan Menhan Sjafrie saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi I DPR RI di Komplek DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa, 4 Februari 2025.

Di hadapan para legislator itu, Sjafrie Sjamsoeddin juga menyampaikan, bahwa dua unit kapal patroli dari Jepang itu nantinya akan dioperasikan oleh TNI AL untuk menjaga keamanan di wilayah perairan sekitar Ibukota baru, IKN, Kalimantan Utara.

"Kembali kepada alutsista ini, maka penerimaan hibah patrol boat ini yang dari Jepang ini untuk mendukung pengamanan choke point kita kususnya saya mendengar dari KSAL akan diproyeksikan di IKN," kata Menhan RI Sjafrie Sjamsoeddin kepada para anggota Komisi I DPR RI.

Lebih jauh, purnawirawan jenderal bintang tiga TNI AD itu menjelaskan, dua kapal patroli yang akan diterima oleh TNI tersebut adalah kapal patroli tanpa dilengkapi dengan persenjataan. Sehingga, lanjut Sjafrie, TNI AL akan mempersenjatai dua kapal patroli tersebut dengan sistem senjata utama untuk mendukung operasi tempur kapal patroli buatan Negara Matahari Terbit itu di sekitar wilayah perairan Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Patrol boat ini ga punya senjata hanya platform saja jadi kita bertugas mencari senjata yang kita miliki sendiri," paparnya.

Meski kapal hibah, Sjafrie memastikan, bahwa dua unit kapal patrol boat yang akan diberikan Pemerintah Jepang untuk Indonesia bukanlah kapal bekas. Kapal patroli tersebut merupakan platform kapal baru yang memang diberikan karena kerjasama bilateral antara Indonesia dan Jepang yang selama ini telah terjalin baik.

"Tapi material ini bukan bekas ini baru. kapal ini dibuat di Jepang, jadi Jepang ingin menunjukkan produksi di dalam negerinya," kata Menhan Sjafrie.

"Kalau kita punya Fregat Merah Putih, panjangnya itu lebih dari 140 meter, tapi kita menerima bantuan hibah ini panjangnya 18 meter. Jadi, berarti kita pakai patroli antar kepulauan. Lebarnya ya hampir 5 meter, kecepatannya juga 40 knot, dan dia mempunyai mesin diesel, belum mesin listrik, memang kapasitasnya ini dua awak kapal dan 14 penumpang," tambahnya memaparkan.

Luar Biasa, Satu Juta Orang Lebih Telah Nikmati Ide Gemilang Jenderal TNI Maruli Simanjuntak