Jenderal Budi Gunawan Pimpin Pemusnahan 2 Ton Sabu Hasil Tangkapan TNI AL di Perairan Batam

VIVA Militer: Menko Polkam RI bersama Kasal dan BNN musnahkan 2 ton sabu
Sumber :
  • Kemenkopolkam RI

Batam, VIVA – Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Republik Indonesia (Menko Polkam RI) Jenderal Pol. (Purn) Budi Gunawan didampingi Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali, dan Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (Kepala BNN RI) Komjen Pol. Marthinus Hukom hari ini memusnahkan 2 Ton narkoba jenis sabu-sabu di Batam, Kepulauan Riau.

2 ton kristal haram atau sabu itu merupakan hasil tangkapan yang dilakukan oleh Tim Gabungan TNI Angkatan Laut, BNN, Bea Cukai, serta Polri pada tanggal 26 Mei 2025 lalu di wilayah perairan Batam.

"Hari ini dilaksanakan pemusnahan barang bukti narkoba hasil kerja kolaboratif antara BNN, TNI AL, Bea Cukai, dan Polri di Kepulauan Riau. Pemusnahan ini merupakan bukti kerja panjang, senyap, dan berani dari seluruh tim dalam memerangi narkoba," kata Menko Polkam RI Budi Gunawan saat menggelar Konfrensi Pers di Batam, Kamis, 12 Juni 2025.

Sebelumnya, lanjut Menko Polkam, pada tanggal 20 Mei 2025 lalu, TNI AL juga telah memusnahkan barang bukti setelah menggagalkan penyelundupan 2.061 kg narkotika.

Lebih jauh Budi Gunawan menjelaskan, sejak dibentuk 4 November 2024 lalu, Desk Koordinasi Pemberantasan Narkoba yang dikomandoi Kemenkopolkam RI telah berhasil menangani lebih dari 22.481 kasus dengan 24.416 tersangka.

"Ini merupakan keberhasilan yang luar biasa. Sejauh ini Tim gabungan dibawah Desk Koordinasi Pemberantasan Narkoba telah berhasil menangani lebih dari 22.481 kasus. Total nilai barang bukti yang disita mencapai Rp6,6 triliun dan berpotensi menyelamatkan 34 juta jiwa," ujarnya.

Mantan Kepala BIN itu juga mengatakan, bahwa Presiden Prabowo Subianto mengapresiasi atas keberhasilan tim gabungan mengungkap penyelundupan hampir 4 ton narkotika yang masuk ke Indonesia sepanjang bulan Mei 2025 lalu.

"Presiden Prabowo Subianto menegaskan Indonesia harus menjadi killing ground bagi bandar dan jaringan narkoba," tegasnya.

Lebih jauh dia menyampaikan, Desk Pemberantasan Narkoba ini telah menjadi wadah sinergi dan penguatan kolaborasi dan koordinasi Kementerian/Lembaga terkait di dalam memperkuat aspek-aspek pengawasan penindakan sehingga memiliki daya deteksi, daya pantau dan daya pukul yang semakin kuat di dalam memerangi peredaran narkoba khususnya di jalur merah penyelundupan narkoba, baik itu perbatasan laut perbatasan darat pelabuhan kecil, kawasan rawan lainnya.

Menurutnya, dari hasil pemetaan yang dilakukan Tim Desk Pemberantasan Narkoba terdapat 10 titik kawasan yang menjadi prioritas pengawasan desk yaitu mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Kepri, Jambi, dan Sumatera Selatan. Kemudian, 4 wilayah lainnya adalah di Kalimantan, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Utara Kalimantan Timur dan seluruh pantai sisi barat Sulawesi.

"Dengan kolaborasi, koordinasi dan sinergi yang semakin solid, kita tegaskan komitmen pemerintah dan komitmen nasional di dalam melindungi generasi bangsa dari ancaman narkoba," tuturnya.

Sosok Jenderal Perang Thailand yang Disinggung dalam Skandal Telepon PM Thailand