- facebook.com/cicik prasaja
VIVA – Di saat anak-anak zaman now dinilai mulai kehilangan rasa simpati dan peduli kepada orang lain, anak-anak ini justru berbuat sebaliknya. Tanpa ada yang menyuruh, tanpa ada yang mengantar, mereka rela datang secara suka rela untuk melayat ke rumah seorang gurunya yang meninggal.
Dalam sebuah postingan di akun Facebook milik Cicik Prasaja, di sebuah rumah yang sedang berduka, tampak empat siswa SD laki-laki berseragam Pramuka. Awalnya mereka terlihat malu-malu untuk mendekat dan masuk ke rumah tersebut. Sampai akhirnya seorang bapak menghampiri dan menanyakan maksud kedatangan mereka.
Ternyata mereka ke sana karena ingin melayat jenazah yang berada di rumah tersebut. Diketahui, almarhumah ternyata adalah guru mereka saat duduk di kelas 2 SD. Saat ini mereka sudah duduk di kelas 4 Sekolah Dasar.
Mereka berempat pun dipersilakan masuk untuk menemui guru mereka yang telah meninggal dunia. Keluar dari rumah tersebut, tampak raut sedih dan mata yang berkaca-kaca. Mereka terlihat berusaha menahan tangis sambil duduk di kursi yang telah disediakan.
Banyak mata memandang haru dan kagum pada anak-anak SD tersebut. Bagaimana tidak? Dari mata mereka nampak betapa berartinya arti sang guru baginya. Walaupun mereka sudah dua tahun tidak diajar oleh guru tersebut, tapi guru itu telah berada di hati mereka. Hal itulah yang telah menggerakkan hati anak-anak ini untuk datang mengantarkan kepergian sang guru tercinta untuk selamanya.
Ini membuktikan, bahwa tidak semua anak zaman now telah hilang rasa kepeduliannya terhadap sesama. Mereka berempat telah membuktikan. Hati seorang guru yang lembut, yang telah berada di hati anak didiknya ternyata mampu membentuk karakter positif di dalam diri generasi muda.
