Sumber Air Belerang di Kaduara Timur Mulai Tenar

Sumber Air Belerang di Kaduara Timur
Sumber :

VIVA.co.id – Sumber air belerang yang berada di daerah Kaduara Timur, Kabupaten Pamekasan, memang sejak dahulu sudah ada. Tapi, masyarakat sekitar tidak pernah mencoba untuk memanfaatkannya untuk menjadi tempat wisata. Tempatnya kotor dan menyeramkan layaknya hutan, banyak pepohonan dan rumput-rumput yang mulai tinggi. Karena itulah tidak ada orang yang pernah mencoba untuk singgah meski lokasinya berada di pinggir jalan raya.

Tanggung Jawab dan Rekonsiliasi Masyarakat Lumban Dolok

Tapi pemandangan yang kurang mampu menyedot wisatawan itu, sekarang berubah sejak adanya gotong royong untuk membersihkannya. Itu bermula dari hadirnya para mahasiswa KKN 13 dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM). Para mahasiswa ini mulai menyulap seindah mungkin tanpa mengubah secara bentuk. Dalam artian, mereka hanya membersihkan dan membuang tumbuhan atau benda-benda alam yang kurang bermanfaat di lokasi.

Letak geografis yang mendukung, ditambah papan nama yang terbuat dari kayu menjadi informasi yang berguna bagi para wisatawan. Terkadang banyak orang yang awalnya tidak ada niat untuk mampir, tapi karena ada hal baru yang tidak seperti biasanya di pinggir jalan membuat mereka berhenti dan tertarik untuk turun ke bawah (sumber air belerang).

Jokowi Diminta Lerai Konflik Ketua Pramuka dengan Menpora

Papan nama yang dipasang ada dua buah dan berada di sebelah kanan dari arah Pamekasan kota. Di sekitar lokasi juga dipasang papan nama serta beberapa tulisan yang menunjukkan fungsi tempat. Terlihat ada empat papan yang bentuknya sama dengan yang berada di atas, di pinggir jalan. Salah satunya ada papan nama yang unik dengan tulisan yang menggambarkan sumber air belerang tersebut. Tulisannya “Bersih-Investasi”. Tulisan tersebut menunjukan bahwa wisata baru di Kaduara Timur itu bebas dari investasi apapun.

Masih ada beberapa kritikan dari saya. Semakin banyaknya pengunjung yang datang akan memunculkan tempat kriminal baru sebab lokasinya masih harus turun ke bawah. Artinya, kendaraan yang dibawa oleh para pengunjung harus ditinggalkan di pinggir jalan tanpa ada pengawasan. Ini harus menjadi perhatian khusus bagi para pengelola atau aparat desa setempat untuk ditindaklanjuti, sebab rasa was-was akan muncul dari para pengunjung. Nantinya bisa mengakibatkan minim pengunjung atau pengunjung akan hanya menikmati dari atas saja.

Bantuan untuk Pesantren Mirrozatul Lombok Barat

Sumber air belerang yang bisa juga digunakan untuk menyembuhkan penyakit kulit, ternyata memiliki mitos yang sudah tak asing lagi di telinga masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh Faizi Umar, orang yang sering berkunjung ke lokasi. “Ada mitos di masyarakat bahwa orang yang mandi di sini harus membawa pakaian ganti, karena baju yang dipakai ke lokasi untuk mandi harus dibuang di tempat itu.”

Pembuangan baju di lokasi menjadi suatu simbol bahwa penderita penyakit membuang atau melepaskan penyakitnya. Tapi, ini akan menjadi masalah bila mitos ini terus-terusan terjadi. Sebab akan banyak tumpukan baju yang berada di sana-sini dan akan memberikan pemandangan yang kurang sedap di mata. Atau, perlu diberikannya tempat khusus untuk membuang baju para pengunjung yang mandi dengan tujuan berobat tersebut. (Tulisan ini dikirim oleh Syahid Mujtahidy, Pamekasan)

Ilustrasi.

Pergilah Dinda Cintaku

Maafkan aku yang terlalu berlebihan mencintaimu.

img_title
VIVA.co.id
26 Februari 2018