Panggung Boneka di Kota Tua

Pertunjukan boneka Pak Muchtar
Sumber :

VIVA.co.id – Hanya dengan seutas tali dan karet sandal jepit, Abah Muchtar sapaan kakek berusia kurang lebih 60 tahun tersebut dapat memberikan pertunjukan yang menarik. Pak Muchtar merupakan seorang pengamen boneka di kawasan Kota Tua. Setiap hari ia menghibur para pengunjung dengan aksi boneka yang ia gerakan dengan seutas tali. Sang istri yang setia selalu menemani Pak Muchtar dikala ia sedang bekerja.

Diadaptasi dari Novel, Serial Sabtu Bersama Bapak Bakal Tayang di 240 Negara

Penghasilan yang tak seberapa tidak membuatnya putus asa. Kakek kelahiran Bandung ini selalu berusaha menghibur para pengunjung meski terkadang tidak terlalu banyak uang yang didapat. Meski begitu, ia selalu bersyukur atas apa yang Pencipta berikan kepadanya.

Di usianya yang seharusnya sudah menikmati masa-masa tua di rumah, namun Pak Muchtar harus tetap bekerja demi memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Pak Muchtar melakukan aksinya pada setiap hari Selasa sampai hari Minggu. Dari mulai pagi hingga sore hari, tepatnya di depan Museum Fatahillah.

Pergilah Dinda Cintaku

Terkadang Pak Muchtar pun tidur di sana setiap hari Sabtu, untuk menghibur para pengunjung hingga keesokannya. Karena kondisi tempat yang ramai, sehingga peluang Pak Muchtar mendapatkan uang menjadi lebih besar.

Boneka yang digunakan Pak Muchtar adalah hasil buatannya sendiri. Berawal dari melihat sebuah video dari handphone, Pak Muchtar pun mencoba untuk membuatnya dengan modal kurang lebih 7 juta rupiah. Pak Muchtar berhasil membuat berbagai macam boneka. Ada boneka tengkorak, boneka unyil, dan lain-lain.

Tanggung Jawab dan Rekonsiliasi Masyarakat Lumban Dolok

Di masa tuanya, Pak Muchtar masih harus merasakan rasanya mencari uang. Penghasilan yang didapatnya kurang lebih 100 hingga 200 ribu rupiah. Meski begitu, Pak Muchtar tetap bersyukur kepada Sang Pencipta. Setidaknya pekerjaannya tersebut dapat memenuhi kebutuhannya, istri, serta 6 orang anaknya.

Boneka kerangka tengkorak itu berjingkrak-jingkrak diiringi lagu-lagu dangdut hasil remix. Dengan cuaca panas nan terik, Pak Muchtar mengendalikan dari belakang dengan tali maupun kawat dan tuas penggerak. Para wisatawan tersenyum melihat aksi para boneka Pak Muchtar. Awalnya Pak Muchtar menggunakan sebuah gerobak kecil untuk melakukan aksinya. Tapi  sekarang ia telah memiliki gerobak besar untuk mempertunjukkan boneka-bonekanya tersebut.

Namun, semuanya kadang tidak sesuai harapan. Terkadang Pak Muchtar harus menghentikan aksinya ketika ada proses pembersihan pedagang. Padahal hanya ia satu-satunya seniman jalanan yang memberikan hiburan semacam itu. Tapi ia tidak pernah mengeluh, ia tetap berusaha untuk tetap menghibur para pengunjung Kota Tua.

Beberapa tahun yang lalu, Pak Muchtar pernah dilarang melakukan aksinya tersebut di Kota Tua. Entah apa yang membuatnya dilarang, padahal ia tidak melanggar peraturan apapun. Namun, sekarang Pak Muchtar kembali menunjukkan aksi boneka-bonekanya dan berhasil mendapat perhatian banyak pengunjung. (Tulisan ini dikirim oleh Hersad Pratama & Hesti Fuji Kartini, mahasiswa Fikom, Universitas Pancasila, Jakarta)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya