Dosen UM Surabaya Kembangkan Produk Ukir Desa Karduluk

Salah satu hasil seni ukir Desa Karduluk
Sumber :

VIVA.co.id – Langkah positif dalam mengimplementasi tri darma pendidikan, salah satu dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya melakukan pengabdian di Desa Karduluk, Kabupaten Sumenep. Bekerja sama dengan dinas koperasi dan UKM, Umar Sholahudin, dosen dalam bidang pendidikan dan pengembangan masyarakat ini menyelenggarakan Gelar Produk Mebel dan Ukir, pada Rabu, 19 Juli 2017 silam.

Pergilah Dinda Cintaku

Memasuki tahun ketiga dalam pengabdiannya, Sholahudin memberikan fasilitas dalam aspek pengembangan produk. Setelah tahun-tahun sebelumnya sudah memberikan bantuan peralatan untuk pengrajin mebel dan ukiran.

“Potensi untuk menjadikan produk ukir Karduluk menjadi produk ekspor sangat besar. Bisa dilihat dari motif dan ukirannya relatif berbeda dengan produk lain. Kalau dibandingkan dengan beberapa produk unggulan yang mempunyai nilai ekspor, hasil mebel dan ukiran di sini sangat berpotensi untuk go internasional,” ujarnya.

Tanggung Jawab dan Rekonsiliasi Masyarakat Lumban Dolok

“Saya berharap, setiap tahun para pengrajin bisa menghasilkan produk-produk baru. Dan itu bisa bersumber dari nilai-nilai budaya lokal yang dituangkan dalam bentuk ukiran. Sehingga mampu melestarikan budaya lokal dan bisa menciptakan kreativitas dan inovasi hasil produk ukiran yang lebih beragam,” imbuhnya.

Salah satu pengrajin sekaligus pemilik usaha mebel dan ukiran dari Desa Karduluk, Slamet Riyadi mengatakan kalau dengan adanya bantuan pengabdian dari salah satu universitas terkemuka di Surabaya ini, hal yang paling dirasakan adalah perluasan produk yang semakin diakui di tempat lain bahkan luar negeri.

Jokowi Diminta Lerai Konflik Ketua Pramuka dengan Menpora

Dengan bantuan internet seperti website dan e-commerce, sekarang ia sudah bisa mengenalkan produk-produk melalui website dan sosial media. Dengan seperti itu, bisa mendapatkan manfaat dalam meningkatkan penjualan. Karena produk-produk yang dihasilkan di desa ini semakin dikenal oleh masyarakat luas.

Slamet juga menambahkan bahwa karya ukir di Desa Karduluk ini sudah ada dari puluhan tahun yang lalu. “Sejak saya masih kecil sudah banyak wisatawan mancanegara, seperti Jerman, Australia, dan negara lainnya datang dan membeli karya ukiran di sini,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia juga berharap pemerintah juga bisa membantu dalam menciptakan pasar baru. Seperti pasar industri kerajinan lokal, sehingga ada kemudahan dalam mengembangkan penjualan produk dari Desa Karduluk.  (Tulisan ini dikirim oleh Habib_Morsal)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya