Suami Selingkuh, Latifah Tetap Tegar demi Anak-anaknya

Ilustrasi ibu dan anak.
Sumber :
  • Pixabay/sabinevanerp

VIVA – Hj. Latifah Hanum adalah wanita yang mempunyai tiga anak perempuan dan satu laki-laki. Ia sangat menyayangi semua anak-anaknya. Dan salah satu permintaan dari anak-anaknya adalah dia harus berpisah dengan suaminya. Mereka tak ingin melihat ibunya menderita sendirian. Lebih baik mereka berjuang demi seorang ibu ketimbang bersama ayah yang selalu menyakiti hati ibunya.

Pergilah Dinda Cintaku

Dulu, saat Ibu Latifah berusia 22 tahun, tepatnya di tahun 1980, wanita kelahiran Medan ini menikah dengan suaminya yang bernama Sucipto Suyadi. Suaminya rela mengikuti kepercayaan dia agar direstui orang tua dari pihak perempuan. Meskipun orang tua dari pihak laki-laki menentang hubungan mereka, namun cinta mengubah segalanya. Akhirnya, beberapa tahun kemudian mereka pun hidup sangat bahagia.

Perekonomian pria kelahiran Hongkong ini sangat rendah. Ia hanya berjualan ikan di pasar tradisional. Pendapatannya pun masih kurang untuk menghidupi keluarganya. Sehingga istrinya juga harus berjualan sembako di rumah agar dapat memenuhi kebutuhan anak-anaknya.

Tanggung Jawab dan Rekonsiliasi Masyarakat Lumban Dolok

Tak hanya itu, kedua anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar pun membantu dengan cara berjualan es ganepo seharga Rp50 di sekolah mereka. Bahkan, istrinya juga berjualan es ganepo keliling dan menitipkan barang dagangannya dari warung ke warung.

Singkat cerita, di umur 46 tahun, tepatnya di tahun 2004, anak pertamanya melahirkan seorang putri yang cantik. Ia pun sangat senang mendapatkan cucu pertamanya. Namun, setelah beberapa hari kemudian, wanita yang lahir pada tahun 1958 ini, mengalami pusing di kepalanya pada saat bangun di pagi hari. Tetapi ia tetap memaksakan diri untuk menjalankan aktivitasnya seperti biasa.

Jokowi Diminta Lerai Konflik Ketua Pramuka dengan Menpora

Anak bungsunya yang saat itu berumur 7 tahun melihat dia mengocok botol susu tanpa menutupnya. Anak tertuanya yang juga melihat kejadian itu merasa bingung dan bertanya-tanya dalam hati. "Tingkah mami waktu itu aneh sekali. Malah, dia bertanya, ini pagi atau sore sih?" ujar Lisa, anak tertua yang sudah beranak satu itu.

Tanpa berpikir panjang, kedua anaknya langsung membawa ibunya ke rumah sakit terdekat. Setelah diperiksa, dokter memvonis bahwa ibunya mengalami stroke ringan yang mengakibatkan penyumbatan di beberapa pembuluh darah, sehingga ibunya mengalami lupa ingatan.

Ternyata, stroke ini disebabkan karena ibunya mengetahui perselingkuhan yang dilakukan sang ayah di belakangnya. "Soalnya kemarin malam sebelum kejadian ini, ada kawan mami yang datang ke rumah. Dia ngomong kalau papi sudah menikah siri dengan Asim. Asim juga berjualan bersebelahan sama papi. Ini pasti karena itu," jelas Lisa dengan nada kesal.

Berita tentang ibu beranak empat yang lupa ingatan itu tersebar satu kampung, sampai banyak orang yang menjenguknya ke rumah. Tetapi, ada saja orang licik yang memanfaatkan kesempatan ini demi keuntungannya sendiri. Orang tersebut berbohong kalau ia hanya mempunyai utang kepada Ibu Latifah sebesar satu juta saja. Padahal, menurut catatan, utang itu seharusnya lima juta rupiah.

Untungnya, Lisa sangat teliti dalam hal mengecek semua catatan utang. Orang tersebut terbukti berbohong dan diancam untuk dibawa ke jalur hukum. Namun, karena ia mengakui kebohongannya dan berjanji akan melunaskan semua utangnya tersebut, maka dibatalkanlah jalur hukum tadi.

"Kami sebagai anak-anaknya tidak habis pikir, kenapa papi tega sama kita semua?" ucap anak bungsunya yang bernama Dina. Rasa sedih dan marah bercampur aduk menjadi satu ketika mereka melihat ayahnya pulang ke rumah seperti tidak merasa bersalah. Bahkan, setelah ia mengetahui keadaan istrinya, ia seperti tak peduli dengan keluarganya. "Untung saja suamiku mau membantu biaya rumah sakit mami. Kalau enggak, siapa yang bayar? Papi enggak bisa diharap!" papar Ika, anak keduanya.

Dengan rutin, selama enam bulan lamanya, Ibu Latifah menjalankan pengobatan di rumah sakit agar sembuh total. Dokter mengatakan bahwa ia sudah sembuh, tetapi Ibu Latifah harus jogging sejauh sepuluh kilo setiap hari agar strokenya tidak kembali lagi.

Ibu Latifah meminta petunjuk kepada Allah SWT atas rumah tangganya. Ia bingung apakah harus berpisah dengan suaminya atau tidak setelah perbuatannya selama ini. Yang selalu terpikirkan Ibu Latifah adalah bagaimana caranya dia menafkahi anak-anaknya. Anak ketiga dan si bungsu masih bersekolah sehingga memerlukan banyak uang untuk pendidikan mereka.

Wanita yang berkelahiran Agustus itu pun selalu menjalankan salat malam dan mendekatkan dirinya kepada Allah SWT. Agar mendapatkan petunjuk dari yang Maha Kuasa. Selang beberapa hari, dia pun memberanikan diri menggugat cerai suaminya di Pengadilan Agama Negeri Medan.

Pada panggilan pertama, suaminya tidak hadir di pengadilan. Begitu juga dengan panggilan yang kedua. Hakim pun mengesahkan secara agama bahwa ia dan suaminya telah sah berpisah dan hak asuh anak pun jatuh kepadanya. Tetapi, tetap saja suaminya harus memenuhi kewajibannya untuk menafkahi anak-anaknya yang masih bersekolah.

Namun, pria yang berselingkuh itu tak pernah mengirimkan uang kepada mantan istrinya untuk keperluan sekolah anaknya. Ibu anak empat itulah yang bekerja keras membanting tulang agar anak-anaknya bisa menyelesaikan pendidikan anaknya, minimal sampai Sekolah Menengah Atas. Karena baginya, masa depannya anak-anaknya yang terpenting saat ini. Ia tak ingin anak-anaknya seperti dia yang tak bisa menyelesaikan Sekolah Dasar hanya karena kekurangan biaya.

Kita sebagai manusia harus selalu berusaha agar apa yang diinginkan dapat terwujud. Jika tak ada cara, maka percayalah masih ada yang Maha Kuasa akan memberi jalan. Jangan takut dengan hal yang belum pasti jika kamu belum mencobanya. (Tulisan ini dikirim oleh Dina Chairina, Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Nasional)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya