Cerita Kakorlantas 'Megap-megap' Bersepeda di Belakang Bus dan Motor

Irjen Royke Lumowa menjajal tanjakan Tol Salatiga dengan bersepeda saat tinjau arus mudik 2018 beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • Bayu Nugraha - VIVA

VIVA – Aturan ganjil genap untuk melancarkan arus lalu lintas di Jakarta, resmi diterapkan Rabu 1 Agustus 2018. Saat hari pertama penerapan itu, jumlah pelanggaran masih ada 12 persen.

Polisi PJR Diduga Aniaya Pengendara di Tol, Begini Duduk Perkaranya

“Kemarin saya keliling 66 kilometer naik sepeda. 88 persen sudah tertib. 20 persen pelanggaran paling banyak di Cawang menuju Kelapa Gading,” ujar Kepala Korps Lalu Lintas Polri, Royke Lumowa di Jakarta, Kamis 2 Agustus 2018.

Ia mengaku, punya trik sendiri untuk menghadapi aturan yang ditentukan berdasarkan angka terakhir di pelat nomor kendaraan tersebut.

Gandeng Abuya Muhtadi, Irjen Istiono Buat Semringah Petani di Banten

“(Pelat nomor mobil) saya genap. Kalau ganjil, saya naik sepeda,” tuturnya.

Saat menggunakan sepeda, ia mengaku banyak rintangan yang harus dihadapi para pengayuh kendaraan beroda dua tersebut. Dia pun mengaku “megap-megap” saat bersepeda di belakang bus yang emisinya tidak layak. 

Menhub Lepas Tim Pengendalian Arus Lalin di Masa Larangan Mudik

“Saya merasa masih engap, apalagi berada di belakang Metromini,” ungkapnya.

Tak hanya kendaraan umum, Royke juga mengeluh saat berada di belakang sepeda motor. Alasannya, asap yang dikeluarkan knalpot mengganggu pengguna jalan lain.

“Sepeda motor juga banyak nendang-nendang knalpotnya, kiri kanan. Baunya luar biasa dan menyengat,” jelasnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya