Tak Hanya Pertamina, Shell Juga Menjual Biodiesel B20

SPBU Shell
Sumber :
  • VIVAnews/ Muhamad Solihin

VIVA – Indonesia resmi menerapkan kebijakan penggunaan bahan bakar jenis diesel dengan kandungan nabati sebesar 20 persen, mulai 1 September 2018. Hal ini dilakukan untuk menyehatkan neraca pembayaran, serta menghilangkan defisit neraca perdagangan ekspor-impor barang.

Prabowo Bertekad Kembangkan Energi Baru Terbarukan, Energy Watch Bilang Begini

Selain itu, bahan bakar nabati juga lebih ramah lingkungan. Emisi yang dihasilkan dari pembakaran mesin lebih rendah, berkat adanya kandungan minyak nabati dari kepala sawit sebesar 20 persen.

“Selain mengurangi emisi karbon dioksida, pembakaran dengan B20 juga lebih efisien dibanding penggunaan B0 (solar biasa). Bahan bakar jauh lebih bagus, harga juga sama,” ungkap Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Dadan Kusdiana di Jakarta belum lama ini.

Pengusaha Muda Sleman Wakili Indonesia di Forum B20 India

Dengan adanya kebijakan tersebut, maka setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum milik Pertamina yang ada di seluruh wilayah Indonesia, wajib menjual Solar dengan kualitas Biodiesel B20.

SPBU Shell

Petrus: Biodiesel Jadi Pengganti Bahan Bakar Fosil pada 2045

Namun ternyata, bukan hanya Badan Usaha Milik Negara saja yang menjual BBM Biodiesel B20. SPBU milik perusahaan minyak dan gas yang bermarkas di Belanda, Shell juga menyalurkan BBM tersebut di Tanah Air.

Dikutip dari laman resmi Shell Indonesia, Rabu 12 Desember 2018, perusahaan kerja sama Belanda dan Inggris itu mengubah nama produk Diesel mereka menjadi Diesel Bio. Hal itu dilakukan dalam rangka memenuhi Pasal 3 dan Pasal 9 Peraturan Menteri ESDM Nomor 32 Tahun 2008, tentang penerapan bahan bakar nabati.

Sesuai dengan aturan pemerintah, Shell menjual Diesel Bio dengan kandungan nabati sebesar 20 persen. BBM tersebut dibanderol Rp12.100 hingga Rp12.250 per liternya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya