Warga Pulau Jawa Mengeluh Macet, Ini Penyebabnya

Ilustrasi kemacetan jalan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir/wsj

VIVA – Masyarakat yang tinggal di perkotaan sudah terbiasa mengalami kemacetan. Data dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menunjukkan, setiap tahun warga Jabodetabek mengalami kerugian hingga puluhan triliun rupiah akibat hal itu.

Puncak Arus Balik Lebaran di Sumut Berlangsung Selama 3 Hari

Meski pemerintah pusat dan pemerintah provinsi sudah melakukan banyak hal untuk mengatasinya, namun setiap hari pengemudi mobil dan pengendara motor tetap terjebak kemacetan.

Ada banyak faktor yang menyebabkan kemacetan terjadi, salah satunya tidak meratanya jumlah kendaraan yang ada saat ini.

Arus balik di Padalarang Diprediksi sampai 15 April Kuantitas Lebih Besar dibanding Arus Mudik

Dilansir VIVA Otomotif dari laman Korps Lalu Lintas Polri, Senin 4 Januari 2021, jumlah total kendaraan di Tanah Air saat ini mencapai 138 juta unit.

Dari angka itu, pulau Jawa mendominasi dengan angka 83 juta unit atau 60 persen dari total kendaraan yang ada. Hampir 11 juta unit adalah dalam bentuk mobil pribadi, 64 juta unit sepeda motor dan sisanya kendaraan komersial serta kendaraan khusus.

Polisi Pastikan Tak Ada Kemacetan di Aceh Meskipun Lokasi Wisata Penuh

Peringkat kedua ditempati pulau Sumatera, dengan jumlah total kendaraan di wilayah itu sebanyak 28 juta unit, yang terdiri dari 2,5 juta unit mobil, 24 juta unit sepeda motor dan sisanya kendaraan bermotor jenis lain.

Jumlah kendaraan terbanyak di Indonesia ada di Kalimantan, yang angkanya hanya 9,8 juta unit. Sebanyak 700 ribuan unit mobil ada di pulau tersebut, sementara sepeda motor jumlahnya 8,6 juta unit.

Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, Kukuh Kumara pernah mengatakan bahwa rasio kepemilikan kendaraan di Indonesia masih kecil, yakni hanya 99 unit per 1.000 orang.

"Mobil atau kendaraan bermotor roda empat ini antara dicintai dan dibenci. Dicintai karena orang ingin memilikinya, dan di sisi lain disebut sebagai biang kemacetan,” ujarnya belum lama ini.

Menurut Kukuh, rendahnya angka tersebut dikarenakan keterlambatan dalam hal pemerataan pembangunan infrastruktur jalan.

“10 tahun lalu, penjualan kendaraan roda empat itu mayoritas ada di Jawa. Sekarang sudah merata, mulai dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, bahkan sampai Papua,” tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya