- dok. Pertamina
VIVA – Pertamina dikenal sebagai penyedia bahan bakar minyak, yang digunakan sebagai sumber energi untuk kendaraan bermotor.
Produk yang ditawarkan oleh perusahaan pelat merah ini beragam, mulai dari BBM hingga pelumas atau oli. Pemasarannya dilakukan baik oleh mereka sendiri, maupun menggandeng pihak swasta.
Seiring berkembangnya zaman, Pertamina juga merasa perlu memperluas portofolionya. Mereka tidak mau dikenal hanya sebagai produsen dan penyalur BBM saja, namun juga energi dalam wujud lain.
Salah satunya yakni dalam bentuk pengembangan ekosistem electric vehicle atau EV. Bekerja sama dengan Indonesia Battery Holding, mereka membangun pabrik pembuatan EV Battery atau baterai untuk kendaraan listrik.
Dari tujuh tahap pengembangan ekosistem, Pertamina menangani empat, yakni precursor, cathode, battery cell, dan battery pack. Sementara pada tahap recycling atau daur ulang,mereka akan bersinergi dengan Perusahaan Listrik Negara.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan bahwa ada dua perusahaan global yang juga diajak bekerja sama dalam proyek percepatan penerapan kendaraan listrik berbasis baterai di Indonesia.
“Pengembangan industri baterai yang potensi besar di Indonesia itu ada dua, pertama yakni untuk mobility. Khususnya two wheels atau motor, yang potensinya lebih cepat dibandingkan four wheels,” ujarnya melalui keterangan resmi dikutip VIVA Otomotif Sabtu 13 Februari 2021.
Sektor kedua, kata Nicke yaitu Energy Storage System atau ESS. Menurutnya, peluang pengembangan ESS cukup besar di Indonesia, karena terdapat potensi untuk menjaga keandalan pasokan dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
“ESS ini pasar yang besar. Sehingga di masa depan, Pertamina pun akan masuk ke sana,” tuturnya.
Sebagai informasi, Pertamina telah menerapkan teknologi PLTS di beberapa lini. Seperti PLTS di Kilang Badak dengan kapasitas 4 MW, dan yang sedang dalam tahap pengembangan yakni konstruksi PLTS di Dumai serta.
Akhir tahun lalu, mereka juga sudah memasang Solar Rooftop atau atap dengan panel tenaga surya di 63 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).