BBM Berkualitas Bisa Kurangi Tingkat Stres

Mengisi bensin di SPBU.
Sumber :
  • Daihatsu

VIVA – Kualitas udara menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat, terutama bagi mereka yang tinggal di perkotaan seperti Jakarta. Hal ini juga berdampak pada meningkatnya tingkat stres.

Bareskrim Bongkar Sindikat BBM Pertamax Palsu, Manajer hingga Pengelola SPBU jadi Tersangka

Bahkan sebuah perusahaan penyedia produk kesehatan yang berbasis di Jerman, memasukkan Jakarta ke dalam daftar 10 kota dengan tingkat stres tertinggi di dunia.

Salah satu faktor penyumbang kotornya udara di DKI, yakni penggunaan jenis bahan bakar yang kurang berkualitas. Padahal, produk yang lebih ramah lingkungan sudah lama tersedia.

Shell akan Tutup 1.000 SPBU

Selain menghasilkan polusi yang banyak, pemakaian BBM dengan Research Octane Number atau RON rendah juga berdampak pada kesehatan mesin.

Petugas mengisi premium ke dalam sepeda motor di salah satu SPBU di Jakarta

Photo :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Menteri ESDM Sebut Harga BBM Pertamax CS Tak Bakal Naik hingga Juni 2024

"Secara otomatis (pemakaian BBM dengan RON rendah) akan mempengaruhi kualitas udara, akan menjadi kotor secara tak kasatmata," ujar pengamat otomotif, Anton Fiat di Jakarta, dikutip VIVA Otomotif Sabtu 24 Juli 2021.

Anton menjelaskan, semakin tinggi angka oktan atau RON maka emisi yang dihasilkan bakal lebih rendah. Selain itu, efeknya performa mesin juga jadi meningkat. 

Seperti yang ditawarkan oleh produk Pertamax Series, yang mampu meningkatkan akselerasi kendaraan, membuat mesin lebih responsif serta mampu melindungi mesin lebih lama karena gas buangnya lebih bersih.

Faktor yang membuat Pertamax Series lebih ramah lingkungan, yakni karena kandungan sulfurnya rendah, sehingga buangan gas emisi dengan karbon lebih sedikit.

Pertamax Turbo telah dipasarkan di beberapa SPBU Jakarta

Photo :
  • viva.co.id/Yasin

Kandungan sulfur Pertamax maksimal 500 particle per million (ppm), sementara kandungan sulfur Pertamax Turbo tidak lebih dari 50 ppm atau setara Euro 4. 

Pakar kendaraan mesin bakar, Iman Kartolaksono Reksowardojo menjelaskan bahwa efek buruk BBM dengan oktan rendah juga bisa terjadi pada kendaraan yang dilengkapi dengan pengatur waktu penyalaan busi.

"Tetap saja ada batasnya. Konsekuensinya terhadap kinerja yang menurun, efisensi menurun dan emisi memburuk," tutur pria yang menjadi anggota Komite Teknis Bahan Bakar Fosil dan Nabati itu.

Iman mengingatkan, bahwa BBM dengan oktan tinggi dan bebas timbal tidak hanya khusus untuk kendaraan bermotor roda empat saja, namun juga sepeda motor.

"Kalau mesinnya dirancang untuk oktan tinggi, maka harus mempergunakan BBM dengan angka oktan tinggi. Jika tidak, maka akan terjadi operasi mesin di luar perancangan," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya