Pertumbuhan Otomotif Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara

Pabrik perakitan Mobil Baru.
Sumber :
  • Dokumentasi Kemenperin.

VIVA – Indonesia menjadi salah satu negara di Asia Tenggara, yang memiliki industri otomotif besar. Banyak pabrikan asal Asia dan Eropa, yang menjadikan Tanah Air sebagai basis dari operasional mereka.

Waspada, Ini Tanda-tanda Ban Mobil Mau Pecah!

Saat pandemi melanda tahun lalu, semua negara di Asia Tenggara terkena dampaknya. Untuk sektor otomotif, penurunan paling banyak dialami Malaysia, Myanmar, Filipina, dan Vietnam pada April. Sementara, Indonesia, Singapura dan Thailand mengalami itu pada bulan berikutnya.

Dari data ASEAN Automotive Federation, dikutip VIVA Otomotif Senin 30 Agustus 2021, Myanmar menjadi negara yang industri otomotifnya paling parah mengalami dampak wabah COVID-19, karena pada April sama sekali tidak mengirimkan unit dari pabrik ke diler.

Vespa 140th of Piaggio: Edisi Terbatas Merayakan 140 Tahun

Malaysia ada di urutan berikutnya, karena pada bulan yang sama tahun lalu hanya mendistribusikan 152 unit dari pabrik ke diler. Kemudian diikuti oleh Filipina, dengan angka 133 unit.

Indonesia dan Thailand merupakan dua negara paling kuat industri kendaraan bermotornya, tapi pada Mei 2020 angka whole sales Indonesia hanya mencapai 3 ribuan unit. Sedangkan, Thailand masih bisa bertahan di 30 ribuan unit.

3 Kendaraan Hino Dapat Sertifikat TKDN

Pada tahun ini, rata-rata industri otomotif para anggota ASEAN sudah mulai pulih meski pada Januari dan Februari masih mengalami penurunan angka penjualan.

Data AAF menunjukkan, pada Juli tahun ini Indonesia menjadi negara yang paling tinggi pertumbuhannya di sektor kendaraan bermotor, yakni 163,6 persen jika dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun sebelumnya.

Posisi kedua ditempati oleh Filipina, namun kenaikannya hanya 4,7 persen apabila dibandingkan dengan Juli 2020. Sementara itu, lima negara anggota ASEAN lainnya justru mengalami penurunan.

Malaysia menjadi negara yang paling besar penurunannya, yakni minus 88 persen. Diikuti kemudian oleh Myanmar dengan minus 83,6 persen, dan Vietnam minus 33,4 persen. Secara total, pencapaian pada Juli tahun ini lebih rendah 14,1 persen dari tahun lalu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya