Indonesia Bakal Punya Jalan Tol Canggih

Ilustrasi gerbang jalan tol.
Sumber :
  • Instran

VIVA – Salah satu permasalahan yang ada di jalan tol, yakni panjangnya antrean untuk melakukan pembayaran. Hal ini umumnya terjadi di wilayah dengan jumlah penduduk yang padat, seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Jasa Marga soal Truk Jalan Sendiri di Jalan Tol Kalikangkung Semarang: Sopir Lupa Rem Tangan

Untuk mengatasinya, pada 2009 dihadirkan teknologi uang elektronik yang hadir dalam wujud kartu. Dengan memanfaatkan cara ini, proses pembayaran bisa dipersingkat dari tujuh detik menjadi empat detik saja.

Demi memberi pelayanan yang lebih baik lagi, pemerintah kini sedang menyiapkan sistem baru yang bisa memangkas waktu. Salah satu teknologi yang sedang dilirik, yakni Multi Lane Free Flow atau MLFF, di mana pengemudi tidak perlu lagi menempelkan kartu ke mesin.

8.725 Pemudik Langgar Ganjil Genap Selama Mudik Lebaran 2024, Dikenai Sanksi Tilang

Kepala Badan Pengelola Jalan Tol, Danang Parikesit mengatakan bahwa MLFF memiliki banyak manfaat. Di antaranya yakni menghilangkan kemacetan di gerbang tol dikarenakan tidak adanya antrean, mengurangi polusi dan emisi karbon, serta efisiensi biaya operasional tol.

“Sistem tersebut dapat menghemat waktu 30 detik hingga 5 menit yang biasanya digunakan untuk bertransaksi di gerbang tol, dan mengurangi emisi hingga 35 persen,” ujarnya saat menghadiri acara diskusi yang digelar secara daring oleh Insitut Studi Transportasi, dikutip VIVA Otomotif Rabu 9 September 2021.

Tarif Tol di 3 Ruas Ini Dapat Diskon, Simak Lokasi dan Waktunya

Untuk implementasi transaksi tol non tunai nirsentuh tersebut, BPJT bekerja sama dengan PT Roatex Indonesia Toll System yang akan segera meluncurkan aplikasi MLFF berbasis Global Navigation Satellite System.

“Dengan memanfaatkan konektivitas smartphone dan satelit, maka nantinya palang dan gerbang tol tidak lagi diperlukan. Pengguna dapat masuk keluar jalan tol tanpa hambatan, dan tarif tol nantinya akan terpotong otomatis di aplikasi,” tutur Project Manager Supply Chain and Business Relation RITS, Emil Iskandar.

Danang menjelaskan, bahwa mereka menargetkan implementasi dari teknologi canggih itu bisa dimulai pada tahun depan.

“Target implementasi secara bertahap dimulai September 2022, dan implementasi penuh pada 2023,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya