Pembangunan Ekosistem Kendaraan Listrik Butuh Pengawasan

Ilustrasi pabrik baterai mobil listrik.
Sumber :
  • Electrek

VIVA Otomotif – Kendaraan listrik telah menjadi topik hangat di industri otomotif global dalam beberapa tahun terakhir, dan Indonesia tidak terkecuali.

Pria Ini Belajar Mengemudi Bermodal Lihat Youtube, Hasilnya Mobil Hancur Tabrak Tembok

Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan kendaraan listrik yang ramah lingkungan.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan produksi mobil listrik, dalam upayanya untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Toyota Tarik Ratusan Ribu Unit Mobil Prius Hybrid di AS

Salah satu cara untuk mencapai tujuan ini adalah dengan membangun ekosistem kendaraan listrik yang lengkap, termasuk pengembangan teknologi, pengawasan dan kemudahan akses permodalan.

Proyek smelter CNI

Photo :
  • Situs PT CNI
Nissan Magnite Kena Recall akibat Sensor Gagang Pintu Bermasalah

Saat ini, Indonesia masih dalam tahap awal pengembangan mobil listrik, dan pemerintah serta perusahaan swasta bekerja sama untuk mengembangkan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan kendaraan listrik.

Beberapa tahun lalu, pemerintah meluncurkan Roadmap Nasional Kendaraan Listrik Indonesia yang mencakup rencana untuk membangun jaringan stasiun pengisian listrik, mengurangi pajak mobil listrik, dan meningkatkan produksi baterai.

Namun, pembentukan ekosistem kendaraan listrik yang sukses juga harus mempertimbangkan masalah pengawasan dan akses permodalan.

Direktur Utama PT Ceria Nugraha Indotama, Derian Sakmiwata mengatakan bahwa, pengawasan terhadap pemanfaatan bahan baku menjadi penting karena penambahan jumlah pemain smelter berimplikasi pada peningkatan kebutuhan bahan baku.

“Bapak Presiden sampaikan, bahwa program hilirisasi ini direspons baik oleh pengusaha sehingga minatnya begitu tinggi. Namun, hal ini perlu diawasi agar industri pengolahan nikel tetap kondusif dan persaingannya sehat,” ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Minggu 9 April 2023.

Meskipun tantangan masih ada, potensi kendaraan listrik di Indonesia sangat besar. Derian menyebutkan, bahwa CNI akan membangun pabrik HPAL dengan teknologi hidrometalurgi untuk mengolah bijih nikel kadar rendah yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan baku baterai listrik.

Dengan pengembangan teknologi seperti ini, Indonesia dapat menjadi salah satu produsen baterai terbesar di dunia dan menciptakan lapangan kerja baru.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya