Inggris Investasi Rp135 T untuk Pabrik Baterai Kendaraan Listrik di RI

Ilustrasi pabrik baterai mobil listrik.
Sumber :
  • Electrek

VIVA Otomotif – Indonesia sedang memasuki era industri kendaraan listrik, dan investasi asing memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan sektor ini.

Tak Cuma Ngamuk, Wanita Viral Ini Lakukan Pelecehan Verbal saat Mobilnya Digembok Dishub

Salah satu investasi yang menonjol adalah dari Inggris, yang telah berkomitmen untuk membangun pabrik baterai mobil listrik di Indonesia.

Pada rapat internal yang diadakan di Istana Kepresidenan pada akhir bulan kemarin, Presiden Joko Widodo bersama beberapa menteri dan Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk, Nicolas D Kanter, membahas investasi dari Inggris terkait pembangunan pabrik baterai mobil listrik dan baterai sel.

Jegal Ford Ranger dan Toyota Hilux, BYD Ikut Persiapkan Pikap Listrik Berbasis Hybrid

Investasi ini melibatkan kerja sama antara perusahaan Inggris seperti Envision, dengan beberapa perusahaan dari Belgia dan Australia.

“Investasi Inggris ini bekerja sama dengan beberapa perusahaan dari Belgia sama dari dalam negeri, termasuk BUMN dan Australia Concord," ujar Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia, dikutip dari YouTube Setneg, Jumat 2 Juni 2023.

Ada yang Aneh dengan Bocah Viral Tabrakkan Chery Omoda E5 di Dalam Mall

Dengan total investasi sebesar US$9 miliar atau sekitar Rp135 triliun, proyek ini diharapkan mampu mempercepat pembangunan ekosistem baterai mobil di Indonesia.

Ilustrasi baterai mobil listrik.

Photo :
  • Greencarreport

Investasi dari Inggris ini tidak hanya mencakup pembangunan pabrik baterai mobil listrik, tetapi juga baterai sel. Pabrik tersebut akan dibangun di kawasan industri yang menggunakan energi hijau, dengan pilihan tenaga angin di Bantaeng, Sulawesi.

Selain itu, investasi ini juga akan mendorong pembangunan tambang nikel di Papua, yang merupakan salah satu sumber bahan baku penting dalam produksi baterai mobil listrik.

Dengan adanya tambang nikel ini, Indonesia dapat mengurangi ketergantungannya terhadap impor nikel dan meningkatkan keunggulan kompetitifnya di sektor ini.

Dalam tahap pertama pembangunan, pabrik baterai sel diharapkan memiliki kapasitas produksi sebesar 20 gigawatt.

“Ke depan pasti akan ditingkatkan baik permintaan dalam negeri maupun untuk ekspor. Ekspor untuk Eropa, ini kan Inggris dia akan jadi hub untuk Eropa," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya